Suku Papua Merawat Mumi Berusia 250 Tahun untuk Melestarikan Ritual Kuno

Eli Mabel Menggendong Mumi
Sumber :
  • Facebook/archaeologyworldwide.com

Wamena, WISATA – Bagaimana Rasanya menghabiskan malam bersama sisa-sisa mumi kerabat lama yang sudah meninggal? Semua ini karena menghormati dan melestarikan tradisi. 

Peneliti Temukan Anus Biksu Abad ke-18 Diisi Serpihan Kayu dan Kain untuk Membuatnya Menjadi Mumi

Apa yang tampak seperti adegan dalam film horor flick, adalah bagian dari kehidupan nyata seorang pemimpin suku di Wogi, sebuah desa terpencil di provinsi Papua, Indonesia. 

Eli Mabel dari suku Dani menghabiskan banyak malam di gubuk tempat mumi disimpan untuk memastikan tidak terjadi apa-apa. 

Hari Malaria Sedunia Diperingati Tiap 25 April, Indonesia Targetkan Bebas Malaria Tahun 2030

Dilansir dari archaeologyworldwide.com, dalam melindungi mumi yang menghitam - yang dikatakan sebagai sisa-sisa nenek moyangnya yang memerintah sekitar 250 tahun yang lalu - Mabel bertujuan untuk melestarikan tradisi mumifikasi suku Dani kuno, di mana jenazah orang-orang suku yang dihormati diawetkan dengan asap setelah kematian.

“Kita harus melindungi budaya kita, termasuk upacara mumi, cara kita memperlakukannya, memeliharanya dan membakarnya.”

DNA Purba Mengungkap Garis Keturunan Manusia Tak Dikenal yang Hidup di 'Sahara Hijau' 7.000 Tahun Lalu

Mumi tersebut dihiasi dengan bulu, gading babi, dan penutup penis dari labu tradisional. Api terus menyala di dalam gubuk, yang disebut 'honai'.

Untuk membuat jenazah menjadi mumi, masyarakat Dani menjemurnya di bawah terik matahari lalu menyimpannya di dalam gua, kata Dr. Semiarto Aji Purwanto, dosen antropologi Universitas Indonesia dan pakar kebudayaan Dani.

Halaman Selanjutnya
img_title