Tato Wajah Unik yang Ditemukan pada Mumi Andes Berusia 800 Tahun Tak Seperti Tato Lain yang sudah Dikenal

Mumi dengan Tato Pipi
Sumber :
  • iflscience.com/Mangiapane et al.

Malang, WISATA – Tato yang ditemukan di wajah dan lengan mumi Amerika Selatan kuno sama sekali tidak seperti contoh seni tubuh kuno lainnya yang diketahui. Dalam sebuah studi baru, para peneliti menjelaskan tato tersebut unik, tidak hanya dalam komposisinya, tetapi juga dalam jenis tinta yang digunakan untuk membuatnya.

Manusia Mencapai Amerika Selatan bagian Selatan 14.500 Tahun Lalu, Genom dari 139 Kelompok Pribumi Terungkap

Saat ini disimpan di Museum Antropologi dan Etnografi Universitas Turin, Italia, mumi perempuan tersebut diyakini telah hidup di Andes sekitar delapan abad yang lalu, meskipun tidak diketahui kapan, di mana dan dalam kelompok budaya mana ia tinggal. Mengingat posisi tubuh yang tertekuk dan adanya serpihan tekstil yang menempel di kulit, penulis studi tersebut yakin bahwa wanita tersebut dimakamkan dalam 'bundel mumi khas Andes' yang dikenal sebagai fardo.

Penanggalan radiokarbon pada tekstil ini menunjukkan bahwa mumi tersebut meninggal antara tahun 1215 dan 1382 M dan meskipun beberapa tatonya terlihat oleh mata telanjang, tato lainnya harus diungkapkan menggunakan metode pencitraan berteknologi tinggi. Tanpa diduga, wanita pra-Hispanik itu ternyata memiliki tato di pipi kanannya, berbentuk tiga garis lurus berjarak lebar yang membentang dari mulut hingga telinga.

Penemuan Menakjubkan Spesies yang telah Punah selama 120 Tahun, Menyulut Harapan Konservasi

Secara umum, tanda-tanda kulit di wajah jarang ditemukan di antara kelompok-kelompok di wilayah Andes kuno dan bahkan lebih jarang lagi di pipi. Sementara itu, desain sederhana berbentuk S di pergelangan tangan kanan mumi tersebut digambarkan sebagai 'tato yang unik untuk wilayah Andes' dan para peneliti menjelaskan bahwa 'tidak ada kesamaan yang diketahui' pada individu-individu mumi lainnya.

Sejauh menyangkut klasifikasi budaya berdasarkan tanda-tanda kulit, temuan dari mumi Turin bersifat unik. Dengan demikian, mereka tidak dapat memberikan kesimpulan apa pun mengenai tujuan atau makna tato, meskipun fakta bahwa tato tersebut terletak di bagian tubuh yang sangat terlihat dapat menunjukkan bahwa tato tersebut memiliki fungsi dekoratif atau komunikatif.

Peneliti Temukan Anus Biksu Abad ke-18 Diisi Serpihan Kayu dan Kain untuk Membuatnya Menjadi Mumi

Dengan menggunakan serangkaian teknik analisis kimia, penulis studi dapat mengungkap bahwa tato tersebut dibuat dengan pigmen yang terbuat dari bijih besi yang disebut magnetit serta mineral silikat yang disebut piroksen. Sebaliknya, arang yang sejauh ini merupakan pigmen hitam paling umum yang digunakan dalam tato kuno, secara mengejutkan tidak ada dalam tinta.