Mengenal Pohon Gaharu: Emas Hijau yang Ditanam oleh Kasau untuk Dukung Pelestarian Lingkungan di Lanud Silas Papare

Kasau Tanam Pohon Gaharu
Sumber :
  • tni-au.mil.id

Jayapura, WISATA – Pohon gaharu (Aquilaria spp.) merupakan salah satu komoditas kehutanan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Dikenal sebagai "emas hijau," pohon ini menghasilkan resin beraroma wangi yang digunakan dalam industri parfum, kosmetik, obat-obatan, dan ritual keagamaan. Resin gaharu terbentuk sebagai respons alami pohon terhadap infeksi jamur tertentu, yang menghasilkan senyawa aromatik bernilai tinggi.

Hari Malaria Sedunia Diperingati Tiap 25 April, Indonesia Targetkan Bebas Malaria Tahun 2030

Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI M. Tonny Harjono, S.E., M.M. didampingi Ketua Umum (Ketum) PIA Ardhya Garini Ny. Isa M. Tonny Harjono melaksanakan penanaman pohon gaharu di Area Lapangan Rugby Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Silas Papare, Jayapura, Selasa (11/2/2025).

Penanaman pohon gaharu ini merupakan bagian dari upaya pelestarian lingkungan dan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan. Gaharu sendiri merupakan kayu bernilai tinggi terutama spesies aquilaria malaccensis yang mengandung resin beraroma khas.

Pembunuh Langka Tiba di Kaimana, Papua Barat: Fenomena Laut yang Menjadi Perhatian!

Pohon gaharu tumbuh di hutan tropis Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Di Indonesia, gaharu banyak ditemukan di Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Pohon ini dapat mencapai ketinggian 15-40 meter dan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menghasilkan resin berkualitas. Karena permintaan pasar yang tinggi, gaharu sering diburu secara ilegal, mengancam kelestariannya di alam liar.

Proses pembentukan gaharu alami memakan waktu puluhan tahun, sehingga banyak petani beralih ke budidaya dengan teknik inokulasi. Inokulasi adalah metode penyuntikan jamur ke dalam batang pohon untuk merangsang produksi resin. Meskipun metode ini mempercepat proses, kualitas resin yang dihasilkan sering kali lebih rendah dibandingkan gaharu alami.

Mengapa Wisata JOMO dan Stoikisme Bisa Menjadi Antitesis Gaya Hidup FOMO. Ini Alasannya

Gaharu memiliki nilai jual yang sangat tinggi, terutama di pasar internasional seperti Timur Tengah, China, dan India. Harga resin gaharu bisa mencapai puluhan juta rupiah per kilogram, tergantung pada kualitas dan aroma yang dihasilkan. Selain sebagai bahan baku industri, gaharu juga digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengatasi berbagai penyakit, seperti asma, gangguan pencernaan, dan peradangan.

Namun, eksploitasi berlebihan telah membuat pohon gaharu masuk dalam daftar spesies terancam oleh Convention on International Trade in Endangered Species (CITES). Upaya konservasi dan budidaya berkelanjutan diperlukan untuk menjaga populasi pohon ini. Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk mengembangkan teknik budidaya yang ramah lingkungan serta memastikan perdagangan gaharu dilakukan secara legal dan bertanggung jawab.

Halaman Selanjutnya
img_title