Memahami Industri "Self-Improvement" yang Menggeliat sebagai Lahan Ekonomi Baru
- Pexels
· Kemajuan teknologi melahirkan segudang aplikasi dan platform yang menawarkan berbagai layanan. Mulai dari tips self-help, panduan membangun kebiasaan sehat, jurnal digital, afirmasi harian, game dan puzzle penguat otak dan memori, hingga coaching dan terapi digital.
· Berkurangnya interaksi sosial melahirkan tren baru: anti-kesepian. Semakin banyak organisasi, platform online, dan aplikasi yang bermunculan untuk membantu orang terhubung satu sama lain, baik secara langsung maupun virtual.
Mengukur industri self-improvement secara akurat terbilang rumit. Aktivitasnya saling tumpang tindih dengan sektor lain seperti meditasi, tidur, fitness, bahkan bidang klinis. Buku-buku self-help pun tak lagi terkungkung di rak khusus, kini merambah ke genre ilmu sosial, bisnis, dan memoar. Para guru swadaya pun memanfaatkan berbagai media untuk menyampaikan pesan mereka, dari Instagram dan YouTube hingga podcast dan streaming platform. Ribuan kelompok swadaya juga aktif di platform online dan media sosial, sulit untuk diukur secara finansial.
Meski menantang untuk diukur, dampak industri self-improvement tidak dapat diabaikan. Industri ini memberdayakan individu, mendorong pertumbuhan pribadi, dan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan mental dan sosial.
Etnaprana: Pendekatan Holistik Indonesia
Indonesia memiliki kekayaan kearifan lokal yang dapat berkontribusi pada industri self-improvement. Praktik holistik seperti Etnaprana, yang memadukan yoga, meditasi, pengobatan tradisional, dan tarian untuk keseimbangan fisik, mental, dan spiritual, berpotensi menjadi solusi alternatif yang diminati pasar global.
Dengan memahami lanskap industri self-improvement dan menggali potensi lokal, Indonesia dapat berperan aktif dalam tren global yang positif ini. Mari dukung pengembangan diri dan ciptakan masyarakat yang lebih sehat dan bahagia!