Mengenal Ekidna Moncong Panjang, Mamalia yang Dianggap telah Punah 60 Tahun Lalu
- wikipedia.org
Wisata – Keberadaan ekidna moncong pajang (Zaglossus bruijni) yang diyakini telah punah ternyata terlihat di Pegunungan Cyclops, Sentani, Kabupaten Jayapura. Ekidna moncong panjang ini dianggap punah karena keberadaannya yang terakhir adalah 60 tahun yang lalu.
Dari beberapa sumber disebutkan bahwa ekidna moncong panjang ditemukan lagi baru-baru ini oleh tim peneliti Universitas Oxford yang terlihat dari kamera jejak, yaitu kamera tahan cuaca dan mengaktifkan gerakan yang dirancang untuk menangkap gambar dan video satwa liar di habitat aslinya.
Sebenarnya hewan apa ekidna moncong panjang tersebut?
Ekidna moncong panjang barat (Zaglossus bruijni) adalah satu dari empat ekidna yang masih hidup dan satu dari tiga spesies Zaglossus yang terdapat di Papua. Fosil dari spesies ini juga ditemukan di Australia.
Ekidna moncong panjang barat sekarang ini terdapat di Papua, pada wilayah dengan ketinggian di atas 1300 meter sampai dengan 4000 meter dan tidak terdapat di dataran rendah bagian selatan dan pantai utara. Habitatnya adalah padang rumput alpin dan hutan yang lembap.
Ekidna moncong panjang mempunyai berat badan yang mencapai 16,5 kilogram, moncongnya panjang dan bengkok ke bawah. Durinya hampir tidak bisa dibedakan dari bulunya yang panjang. Ekidna moncong panjang barat dibedakan dari spesies Zaglossus lainnya dengan jumlah kukunya pada kaki depan dan belakang, ia memiliki tiga (sangat langka empat) kuku.
Spesies ini masuk daftar spesies terancam punah oleh IUCN (International Union Conservation of Nature), jumlah spesies ini telah berkurang karena habitatnya telah berkurang akibat aktivitas manusia dan perburuan. Ekidna moncong panjang enak dimakan dan walaupun perburuan spesies ini telah dilarang oleh pemerintah Indonesia dan Papua Nugini, perburuan tradisional masih dilakukan.