Tim Ferriss dan Seni Berkata 'Tidak' untuk Menjaga Fokus
- Image Creator/Handoko
Malang, WISATA – Di tengah dunia yang terus bergerak cepat, dengan notifikasi yang tidak berhenti berdentang dan ekspektasi sosial yang makin menekan, semakin sulit untuk tetap fokus. Kita merasa harus merespons semua pesan, menghadiri semua undangan, dan mengejar semua peluang yang datang. Namun Tim Ferriss, penulis buku laris The 4-Hour Workweek dan tokoh Stoik modern, mengajarkan satu prinsip penting yang terdengar sederhana, tetapi berdampak besar: seni berkata ‘tidak’.
Ferriss percaya bahwa kemampuan untuk berkata 'tidak' pada hal-hal yang tidak penting adalah pondasi dari hidup yang efektif. Dalam banyak wawancaranya, ia menegaskan bahwa waktu dan perhatian adalah aset paling berharga di era digital. Ketika keduanya habis karena tuntutan eksternal, kita kehilangan kendali atas hidup kita sendiri.
Mengapa 'Tidak' Adalah Kata Paling Produktif
Salah satu kutipan terkenal Tim Ferriss adalah, “What you don’t do determines what you can do.” Artinya, produktivitas sejati bukan hanya soal menambah to-do list, melainkan soal memangkas apa yang tidak perlu.
Ferriss menyebut bahwa terlalu banyak orang mengatakan ‘ya’ karena takut melewatkan kesempatan atau mengecewakan orang lain. Akibatnya, mereka terjebak dalam komitmen yang tidak memberi nilai tambah. Dalam jangka panjang, hal ini menciptakan kelelahan mental dan kehilangan arah.
Dengan berkata ‘tidak’, Ferriss justru membebaskan dirinya untuk berkata ‘ya’ pada hal-hal yang benar-benar penting. Ia bisa mengerjakan proyek-proyek besar, menulis buku yang menggugah jutaan orang, dan tetap memiliki waktu untuk meditasi, membaca, hingga menjelajahi dunia.
Seni Memilih Prioritas di Era Serba Cepat