Mengapa Socrates Dipandang sebagai Guru Filsafat Dunia? Ini Alasannya!
- Image Creator/Handoko
Ia pernah berkata, “Hidup yang tidak direfleksikan tidak layak dijalani.” Ungkapan ini menjadi pusat dari cara pandang filsafat Socrates: bahwa manusia harus terus bertanya, berpikir, dan mencari makna dalam hidupnya.
Berani Membayar Harga atas Kebenaran
Socrates adalah contoh langka dari seorang filsuf yang bukan hanya berkata, tapi juga hidup sesuai dengan ajarannya. Ketika pada tahun 399 SM ia dituduh merusak moral pemuda dan tidak menghormati dewa-dewa Athena, ia diadili dan dijatuhi hukuman mati dengan meminum racun hemlock.
Banyak temannya, termasuk Plato, memintanya untuk kabur dari penjara. Tapi Socrates menolak. Ia memilih mati daripada melarikan diri dari prinsipnya sendiri. Bagi Socrates, lebih baik mati karena berkata benar, daripada hidup dengan membohongi keyakinan.
Tindakan ini membuatnya menjadi simbol keberanian intelektual dan integritas moral. Ia bukan hanya mengajarkan kebenaran, tapi juga menunjukkan bahwa kebenaran layak diperjuangkan—hingga akhir hayat.
Pengaruh Socrates Terhadap Filsafat Dunia
Meskipun Socrates tidak menulis apa pun, pemikirannya menjadi pondasi bagi hampir seluruh pemikiran filsafat Barat. Tanpa Socrates, mungkin tidak akan ada Plato. Tanpa Plato, tidak akan ada Aristoteles. Dan dari ketiga nama ini, lahirlah warisan pemikiran yang membentuk dasar ilmu pengetahuan, etika, logika, politik, hingga pendidikan modern.