Seneca dan Seni Mengendalikan Pikiran Negatif
- Cuplikan layar
Seneca bukan hanya mengandalkan kata-kata bijak; ia menawarkan latihan konkret untuk membebaskan diri dari dominasi pikiran negatif. Salah satunya adalah refleksi harian. Ia menyarankan agar setiap malam sebelum tidur, kita merenungkan apa yang telah kita lakukan, pikirkan, dan rasakan. Ini bukan untuk menyalahkan diri sendiri, tapi untuk mengamati pikiran dengan jernih dan objektif.
Latihan ini membantu kita mengenali pola negatif dalam pikiran kita dan menggantinya dengan respons yang lebih sehat dan produktif. Dalam hal ini, Seneca mendahului banyak teknik psikoterapi modern seperti CBT (Cognitive Behavioral Therapy).
Kendalikan Respons, Bukan Dunia
Seneca mengingatkan bahwa dunia luar tidak pernah sepenuhnya bisa kita kendalikan. Kehilangan, penolakan, kegagalan, bahkan kematian, adalah bagian dari hidup. Namun, satu hal yang selalu dalam kuasa kita adalah cara kita meresponsnya.
Ia menulis, “Most powerful is he who has himself in his own power.” Kekuasaan sejati, menurut Seneca, adalah menguasai diri sendiri, termasuk emosi dan reaksi kita terhadap segala hal. Dalam konteks ini, seni mengendalikan pikiran negatif berarti melatih ketenangan, kejernihan, dan kebijaksanaan setiap kali situasi menantang muncul.
Hadapi dengan Persiapan, Bukan Penyangkalan
Seneca juga menganjurkan konsep yang disebut premeditatio malorum, yaitu membayangkan kemungkinan terburuk bukan untuk membuat kita takut, tapi untuk mempersiapkan mental agar tidak goyah jika hal itu benar-benar terjadi. Ini bukan pesimisme, melainkan cara untuk menenangkan pikiran agar tidak terkejut oleh realitas.