Seneca dan Seni Mengendalikan Pikiran Negatif
- Cuplikan layar
Jakarta, WISATA – Dalam dunia yang penuh tekanan, kekhawatiran, dan tuntutan zaman digital, pikiran negatif sering kali menjadi tamu tak diundang dalam kehidupan kita. Mulai dari rasa cemas, ketakutan akan masa depan, hingga penyesalan akan masa lalu, semua itu mengganggu kedamaian batin dan kualitas hidup. Tapi jauh sebelum psikologi modern mengenali pentingnya kesehatan mental, Seneca—seorang filsuf Stoik Romawi—telah memberikan panduan mendalam tentang bagaimana mengendalikan pikiran negatif.
Seneca percaya bahwa penderitaan mental sebagian besar berasal dari cara kita berpikir, bukan dari keadaan itu sendiri. Dalam pandangannya, pikiran negatif tidak bisa dihindari sepenuhnya, namun bisa dikendalikan. Ia mengajarkan seni hidup yang kuat secara batin dan tenang dalam menghadapi badai kehidupan.
Kita Menderita Lebih Banyak dalam Pikiran daripada Kenyataan
Salah satu gagasan paling terkenal dari Seneca adalah bahwa “we suffer more often in imagination than in reality.” Ia menyatakan bahwa ketakutan dan kekhawatiran sering kali berlebihan karena kita terlalu banyak membayangkan skenario buruk yang belum tentu terjadi.
Pikiran negatif tumbuh subur saat kita gagal mengendalikan imajinasi kita. Daripada fokus pada saat ini, kita terjebak dalam bayangan akan kegagalan, rasa malu, atau kehilangan. Seneca menyarankan agar kita memisahkan antara apa yang ada dalam kendali kita dan apa yang di luar kendali kita.
Dengan membatasi fokus pada apa yang bisa kita ubah, kita akan lebih tenang dan tidak mudah terguncang oleh ketakutan yang belum tentu nyata.
Latihan Diri untuk Menenangkan Hati