Socrates: Kebijaksanaan Dimulai dari Rasa Ingin Tahu

Socrates di Tengah Warga
Sumber :
  • Image Creator Bing/Handoko

Malang, WISATA - Di dunia yang serba cepat dan penuh distraksi ini, kita sering kali melewatkan momen untuk bertanya, merenung, dan merasa takjub terhadap kehidupan. Padahal, di sanalah letak awal dari kebijaksanaan. Filsuf besar Yunani, Socrates, pernah berkata dengan sederhana namun penuh makna: “Wisdom begins in wonder” atau “Kebijaksanaan dimulai dari rasa ingin tahu.”

Socrates dan Bahaya Keinginan: Hidup Sederhana sebagai Jalan Menuju Kebebasan

Kutipan ini bukan sekadar nasihat klasik, tetapi merupakan prinsip mendasar yang membentuk seluruh cara berpikir filsafat. Socrates percaya bahwa kebijaksanaan sejati bukan berasal dari kepastian, melainkan dari kesediaan untuk mempertanyakan segalanya. Ia menempatkan rasa takjub, rasa ingin tahu, dan keterbukaan hati sebagai fondasi utama dari pengetahuan.

Rasa Ingin Tahu: Gerbang Menuju Kebijaksanaan

Socrates: Hidup Tanpa Makna Lebih Menakutkan daripada Kematian

Anak-anak kecil adalah contoh terbaik dari kutipan Socrates ini. Mereka selalu bertanya, “Mengapa langit biru?” “Mengapa air mengalir ke bawah?” “Kenapa kita harus tidur?” Pertanyaan-pertanyaan sederhana ini menunjukkan keajaiban rasa ingin tahu yang alami. Seiring bertambahnya usia, banyak dari kita kehilangan semangat itu, terjebak dalam rutinitas dan keyakinan bahwa kita sudah tahu segalanya.

Socrates menantang cara pikir semacam itu. Baginya, orang bijak bukanlah orang yang tahu segalanya, tetapi orang yang selalu bertanya, selalu merasa belum cukup tahu. Kebijaksanaan lahir bukan dari kesombongan intelektual, tapi dari kerendahan hati untuk terus belajar.

Socrates dan Nilai Persahabatan Sejati: Harta yang Tak Bisa Dibeli

Filsafat dan Keajaiban dalam Kehidupan Sehari-hari

Filsafat bukan hanya soal teori berat atau diskusi akademis. Ia bermula dari pertanyaan-pertanyaan sederhana yang lahir dari rasa takjub: Apa arti hidup? Apa itu kebaikan? Apa yang membuat suatu tindakan benar atau salah? Semua pertanyaan ini muncul karena manusia merasa penasaran dan tak puas dengan jawaban-jawaban biasa.

Dalam dunia modern, filosofi Socrates ini masih sangat relevan. Kita hidup di era teknologi, dengan informasi melimpah. Tapi apakah kita masih punya rasa ingin tahu? Ataukah kita terlalu sibuk menggulir layar ponsel hingga lupa bertanya?

Sains dan Inovasi: Hasil dari Rasa Takjub

Banyak penemuan besar lahir dari rasa heran. Isaac Newton bertanya-tanya ketika apel jatuh dari pohon. Galileo mempertanyakan bagaimana benda-benda langit bergerak. Marie Curie takjub dengan sifat misterius zat radioaktif. Semua kemajuan ilmu pengetahuan dimulai dari keinginan untuk memahami keajaiban dunia.

Dengan kata lain, sains adalah bentuk konkret dari rasa ingin tahu yang ditekankan Socrates. Dunia teknologi dan inovasi saat ini—kecerdasan buatan, robotika, energi terbarukan—semua diawali dari pertanyaan dan rasa ingin tahu yang mendalam.

Menumbuhkan Rasa Ingin Tahu di Era Digital

Ironisnya, walau akses informasi makin mudah, rasa ingin tahu justru sering terhambat. Kita lebih suka menerima jawaban instan daripada menggali lebih dalam. Dalam pendidikan, misalnya, siswa diajarkan untuk menjawab ujian, bukan untuk mempertanyakan dunia di sekitarnya.

Padahal, seperti kata Socrates, kebijaksanaan tidak muncul dari hafalan, melainkan dari keheranan. Maka penting bagi dunia pendidikan, media, dan lingkungan sosial untuk menumbuhkan kembali semangat bertanya. Guru harus membuka ruang diskusi. Orang tua harus membiarkan anak bertanya. Perusahaan harus menghargai karyawan yang berpikir kritis.

Kebijaksanaan Bukan Milik Para Ahli Saja

Socrates tidak percaya bahwa hanya para cendekiawan yang bisa menjadi bijak. Ia meyakini bahwa setiap orang bisa menjadi bijak selama ia mau mempertanyakan hal-hal yang ada di sekitarnya. Petani yang bertanya tentang perubahan musim, pedagang yang merenungkan makna kejujuran, hingga anak muda yang penasaran tentang masa depannya—semua punya potensi untuk bijaksana.

Kebijaksanaan bukan tujuan akhir, melainkan proses panjang yang dimulai dari kekaguman, keheranan, dan rasa ingin tahu yang tak pernah padam.

Penutup: Belajarlah Bertanya, Maka Kamu Sedang Belajar Menjadi Bijak

Socrates telah memberikan warisan yang tak ternilai bagi dunia: kesadaran bahwa kebijaksanaan tidak terletak pada berapa banyak yang kita tahu, melainkan pada seberapa besar keinginan kita untuk terus bertanya. Dunia yang penuh rasa takjub adalah dunia yang hidup, dinamis, dan terbuka pada kemungkinan-kemungkinan baru.

Maka hari ini, jika kamu masih mau bertanya, masih mau kagum pada langit malam, pada teknologi yang berkembang, pada perilaku manusia, pada hidup yang fana—berbahagialah. Karena kamu sedang melangkah menuju kebijaksanaan.