Socrates: Kebijaksanaan Dimulai dari Rasa Ingin Tahu
- Image Creator Bing/Handoko
Dalam dunia modern, filosofi Socrates ini masih sangat relevan. Kita hidup di era teknologi, dengan informasi melimpah. Tapi apakah kita masih punya rasa ingin tahu? Ataukah kita terlalu sibuk menggulir layar ponsel hingga lupa bertanya?
Sains dan Inovasi: Hasil dari Rasa Takjub
Banyak penemuan besar lahir dari rasa heran. Isaac Newton bertanya-tanya ketika apel jatuh dari pohon. Galileo mempertanyakan bagaimana benda-benda langit bergerak. Marie Curie takjub dengan sifat misterius zat radioaktif. Semua kemajuan ilmu pengetahuan dimulai dari keinginan untuk memahami keajaiban dunia.
Dengan kata lain, sains adalah bentuk konkret dari rasa ingin tahu yang ditekankan Socrates. Dunia teknologi dan inovasi saat ini—kecerdasan buatan, robotika, energi terbarukan—semua diawali dari pertanyaan dan rasa ingin tahu yang mendalam.
Menumbuhkan Rasa Ingin Tahu di Era Digital
Ironisnya, walau akses informasi makin mudah, rasa ingin tahu justru sering terhambat. Kita lebih suka menerima jawaban instan daripada menggali lebih dalam. Dalam pendidikan, misalnya, siswa diajarkan untuk menjawab ujian, bukan untuk mempertanyakan dunia di sekitarnya.
Padahal, seperti kata Socrates, kebijaksanaan tidak muncul dari hafalan, melainkan dari keheranan. Maka penting bagi dunia pendidikan, media, dan lingkungan sosial untuk menumbuhkan kembali semangat bertanya. Guru harus membuka ruang diskusi. Orang tua harus membiarkan anak bertanya. Perusahaan harus menghargai karyawan yang berpikir kritis.