Mengukur Kepemimpinan Sejati: “You Learn to Know a Pilot in a Storm” – Seneca
- Cuplikan layar
Jakarta, WISATA — Dalam ketenangan, banyak orang tampak mampu memimpin. Namun dalam badai, hanya yang benar-benar mumpuni yang dapat mengarahkan kapal dengan selamat. Ungkapan bijak dari filsuf Romawi terkemuka, Lucius Annaeus Seneca, menyoroti esensi sejati dari kepemimpinan: “You learn to know a pilot in a storm.” Atau dalam terjemahan bebas, “Kita baru benar-benar mengenal seorang nakhoda saat badai datang.”
Kutipan ini membawa kita pada refleksi mendalam tentang karakter seseorang, terutama dalam posisi pemimpin. Dalam keadaan normal, mungkin semua orang bisa terlihat tenang, rasional, dan meyakinkan. Namun ketika krisis melanda—apakah itu dalam bisnis, kehidupan pribadi, atau kepemimpinan bangsa—watak sejati akan terlihat dengan sangat jelas.
Badai Menyingkap Watak Asli
Seneca mengajak kita untuk tidak menilai seseorang hanya dari cara mereka bertindak saat segalanya berjalan lancar. Ujian sesungguhnya adalah bagaimana mereka bersikap ketika semuanya berantakan. Ketika tekanan meningkat, konflik muncul, dan masa depan tak menentu, siapa yang tetap tenang dan mampu mengambil keputusan bijak?
Dalam dunia modern, kita bisa melihat banyak pemimpin perusahaan atau organisasi yang hanya menunjukkan keahlian mereka ketika semuanya berjalan mulus. Tapi saat pandemi, resesi ekonomi, atau disrupsi teknologi terjadi, tidak semua mampu bertahan. Di sinilah kita belajar: siapa yang hanya “menumpang kapal”, dan siapa yang benar-benar bisa menjadi nakhoda.
Kepemimpinan Tidak Dilahirkan di Zona Nyaman
Seorang pilot, kapten kapal, atau pemimpin yang baik tidak belajar dari kemudahan. Mereka tumbuh dari pengalaman menghadapi kesulitan. Filosofi Stoik seperti yang diajarkan Seneca menekankan pentingnya ketenangan, kebijaksanaan, dan kontrol diri dalam menghadapi tekanan.