Chrysippus: “Setiap Emosi adalah Hasil dari Penilaian Keliru”
- Cuplikan Layar
Stoikisme mengajarkan bahwa manusia memiliki akal budi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi setiap peristiwa. Emosi negatif muncul ketika kita gagal menggunakan rasio tersebut secara benar.
Contoh:
- Kita panik saat hujan deras karena mengira itu “buruk”, padahal hujan adalah bagian dari siklus alam.
- Kita cemburu pada kesuksesan orang lain karena menilai bahwa kesuksesan eksternal adalah ukuran nilai manusia.
Jika kita mengganti penilaian keliru ini dengan penilaian yang benar — bahwa segala hal eksternal bukanlah hal yang baik atau buruk dalam dirinya — maka emosi negatif tidak akan muncul.
Relevansi dalam Kehidupan Modern
1. Kesehatan Mental dan Self-Awareness
Di tengah meningkatnya kasus depresi, kecemasan, dan burnout, pendekatan Chrysippus menjadi sangat relevan. Ia mengajarkan bahwa sumber penderitaan bukanlah peristiwa itu sendiri, tetapi interpretasi kita terhadapnya.
Alih-alih mencari ketenangan lewat distraksi, Stoikisme mendorong kita untuk mengubah cara berpikir, menyaring perasaan melalui akal budi.