Seneca: Jika apa yang kamu miliki terasa tidak cukup bagimu, maka meskipun kamu memiliki seluruh dunia, kamu …
- Cuplikan layar
Berlatih Bersyukur: Kunci Bahagia Menurut Stoikisme
Untuk melawan perasaan tidak cukup, latihan rasa syukur adalah kuncinya. Dalam praktik Stoik, para filsuf kerap merenung setiap pagi dan malam, memikirkan hal-hal yang patut disyukuri dan mengingat bahwa segala sesuatu bisa hilang kapan saja. Ini bukan untuk menakut-nakuti, tetapi untuk memperdalam rasa apresiasi terhadap hidup.
Seneca sendiri menuliskan bahwa kita seharusnya hidup seolah-olah setiap hari adalah hari terakhir kita. Dengan begitu, kita akan lebih menghargai apa yang ada di depan mata.
Relevansi dalam Kehidupan Masyarakat Modern
Bagi masyarakat Indonesia yang tengah menghadapi tantangan ekonomi, kesenjangan sosial, dan tekanan hidup dari berbagai sisi, pesan Seneca sangat relevan. Banyak keluarga yang berjuang untuk naik kelas ekonomi, dan dalam prosesnya terjebak dalam hutang, gaya hidup konsumtif, dan tekanan sosial.
Masyarakat perlu disadarkan bahwa kehidupan yang cukup bukanlah kehidupan yang serba mewah, melainkan kehidupan yang bisa dinikmati tanpa rasa cemas akan kekurangan. Ketika kita mengubah pola pikir dari "ingin lebih" menjadi "cukup dan bersyukur," maka kita membebaskan diri dari penderitaan batin yang tidak perlu.
Membangun Budaya ‘Cukup’ di Tengah Budaya Konsumsi