Seperti Apa Kehidupan Wanita di Pompeii Kuno? Semua Terungkap dalam Pameran Inovatif 'Being a Woman in Ancient Pompeii'
- news.artnet.com/Pompeii Archaeological Park
Malang, WISATA – Artefak kuno ini mengungkap kisah-kisah yang tak terungkap dan kehidupan sehari-hari para wanita di kota Romawi yang bernasib malang.
Di bawah bayang-bayang Gunung Vesuvius, Pompeii telah lama menawarkan jendela yang tak tertandingi ke dalam kehidupan Romawi kuno, tetapi pandangan tersebut telah menyimpang. Selama berabad-abad, peran perempuan di kota tersebut telah diabaikan atau dikaburkan, disaring melalui sejarah yang ditulis hampir secara eksklusif oleh laki-laki, sehingga menciptakan kesenjangan mencolok dalam pemahaman kita tentang masyarakat klasik yang telah sulit diisi oleh para sejarawan modern.
Kini, sebuah pameran inovatif di Taman Arkeologi Pompeii berupaya mengubah hal itu. 'Being a Woman in Ancient Pompeii' menyoroti para wanita nyata yang pernah tinggal di sana, pengusaha, pendeta wanita, pemilik penginapan, pengrajin, pekerja seks dan budak yang kisahnya, meskipun terkubur dalam abu, masih bertahan dalam bentuk lukisan dinding, artefak dan prasasti.
Salah satu tujuan terpenting pameran ini adalah merekonstruksi kepribadian dan aktivitas para wanita yang tinggal di kota tersebut.
Misalnya, Ghedini mencatat bahwa seorang wanita bernama Clodia Nigella, digambarkan di makamnya sebagai 'pemelihara babi di depan umum,' mungkin memelihara hewan untuk ritual pengorbanan. Wanita lain, Faustilla, tampaknya mencari nafkah sebagai pegadaian menurut grafiti yang masih ada yang mencatat uang yang dipinjam, bunga yang dibayarkan dan barang-barang yang digadaikan.
Kisah delapan wanita Pompeian di kehidupan nyata kini dapat ditelusuri menggunakan aplikasi MyPompeii, bagian interaktif dari pameran ini mengundang pengunjung untuk mengikuti jejak para wanita kuno dalam perjalanan mendalam mengelilingi Pompeii, dengan menandai lokasi tempat mereka tinggal dan bekerja.
Di antaranya adalah thermopolium, kedai minuman yang ramai di salah satu jalan tersibuk di kota yang berfungsi sebagai pusat kegiatan sosial yang ramai. Bangunan ini, yang dikelola oleh seorang wanita bernama Asellina, masih berdiri hingga kini dan merupakan salah satu contoh bangunan terlengkap yang masih ada. Menampilkan meja dengan lubang yang dulunya diisi dengan wadah berisi makanan, bangunan ini ditemukan dengan kendi dan piring di tempatnya dan sisa-sisa rak kayu yang dulunya digunakan untuk menumpuk amphorae.