Menjaga Harapan dalam Kemanusiaan: Refleksi atas Ucapan Albert Einstein
- Medium
“Kita Tidak Bisa Putus Asa Terhadap Kemanusiaan, Karena Kita Sendiri Adalah Manusia” — Albert Einstein
Jakarta, WISATA - Di tengah dunia yang penuh dengan konflik, ketidakadilan, dan berita buruk, mudah bagi siapa pun untuk merasa kecewa terhadap umat manusia. Setiap hari kita dihadapkan pada potret suram: peperangan, kekerasan, ketimpangan sosial, hingga perusakan lingkungan. Rasa putus asa sering kali menghantui. Namun, Albert Einstein dengan jeniusnya mengingatkan kita melalui satu kalimat sederhana namun dalam maknanya: “We cannot despair of humanity, since we ourselves are human beings.” Atau dalam bahasa Indonesia, “Kita tidak bisa putus asa terhadap kemanusiaan, karena kita sendiri adalah manusia.”
Pernyataan ini bukan sekadar ajakan untuk bersikap optimis. Ia adalah refleksi mendalam tentang tanggung jawab, empati, dan kesadaran kolektif bahwa masa depan umat manusia sangat bergantung pada bagaimana kita memperlakukan satu sama lain—termasuk saat kita kecewa.
Kemanusiaan: Antara Harapan dan Kenyataan
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa manusia memiliki dua sisi: sisi terang dan sisi gelap. Sejarah mencatat kekejaman luar biasa yang dilakukan manusia terhadap sesamanya—perang dunia, genosida, diskriminasi rasial, perbudakan. Namun pada saat yang sama, sejarah juga mencatat pencapaian luhur umat manusia dalam ilmu pengetahuan, seni, solidaritas sosial, dan perjuangan untuk keadilan.
Einstein, yang hidup dalam masa kelam ketika dunia dilanda dua perang besar dan munculnya rezim yang menindas, tetap memegang teguh keyakinan bahwa masih ada harapan dalam kemanusiaan. Bukan karena dunia ini sempurna, melainkan karena setiap manusia memiliki potensi untuk berubah, belajar, dan memperbaiki keadaan.