Mark Tuitert: “Apa yang Terjadi di Luar Dirimu Bukan Urusanmu; Responsmu Adalah Segalanya”
- Cuplikan layar
Di era digital saat ini, kita dibombardir dengan berita buruk, komentar negatif, dan tuntutan dari berbagai arah. Ketika kita terus-menerus bereaksi terhadap dunia luar tanpa kendali, kesehatan mental dan fokus kita menjadi taruhannya.
Tuitert dalam bukunya menulis bahwa membangun jarak antara stimulus dan respons adalah keterampilan utama untuk bertahan di dunia modern. “Kamu tidak bisa memilih apa yang terjadi hari ini, tetapi kamu bisa memilih bagaimana kamu menyikapinya.”
Dalam praktiknya, ia menyarankan pembaca untuk melatih jeda sebelum merespons situasi, dengan refleksi atau teknik pernapasan sadar. Ini selaras dengan ajaran Stoik seperti yang diajarkan oleh Epictetus dan Marcus Aurelius.
Contoh Praktis Penerapan Filosofi Ini
Berikut beberapa contoh nyata yang disoroti dalam The Stoic Mindset:
- Ketika seseorang dihina, alih-alih membalas atau marah, ambillah waktu untuk memahami bahwa penghinaan itu mencerminkan kondisi batin orang yang mengucapkannya, bukan harga dirimu.
- Saat mengalami kegagalan dalam pekerjaan, tanyakan pada diri sendiri: “Apa yang bisa aku pelajari dari ini?” alih-alih terjebak dalam penyesalan.
- Ketika terjadi konflik keluarga atau hubungan, alih-alih menyalahkan, latih diri untuk memahami, menerima, dan merespons dengan tenang.
Menurut Tuitert, respons yang sadar akan membentuk karakter, memperkuat ketenangan, dan menciptakan kehidupan yang lebih bermakna.