Zeno dari Citium: Mengikuti Takdir dengan Bijaksana

Zeno dari Kition
Sumber :
  • Image Creator Bing/Handoko

“When a dog is tied to a cart, if it wants to follow, it is pulled and follows, making its spontaneous act coincide with necessity. But if the dog does not follow, it will be compelled in any case. So it is with men too: even if they don't want to, they will be compelled to follow what is destined.”
Zeno dari Citium

Pierre Hadot: Setiap Tantangan Adalah Kesempatan untuk Tumbuh dan Belajar, Bukan Alasan untuk Menyerah

Jakarta, WISATA – Dalam salah satu perumpamaan paling terkenal dalam filsafat Stoik, Zeno dari Citium menggambarkan hubungan manusia dengan takdir melalui analogi seekor anjing yang diikat pada kereta. Anjing tersebut dapat memilih untuk berjalan seiring dengan kereta atau menolak dan diseret secara paksa. Begitu pula dengan manusia: kita dapat memilih untuk menerima takdir dengan lapang dada atau menolaknya dan mengalami penderitaan.

Makna Perumpamaan Anjing dan Kereta

Heraclitus: "Setiap Perubahan Membawa Pelajaran Berharga, Asalkan Kita Mau Mendengarkan"

Perumpamaan ini menyoroti konsep Stoik tentang takdir (fatum) dan kebebasan kehendak. Menurut Zeno, alam semesta diatur oleh logos, yaitu prinsip rasional yang mengatur segala sesuatu. Manusia, sebagai bagian dari alam, tidak dapat menghindari takdir yang telah ditetapkan. Namun, kita memiliki kebebasan untuk memilih sikap kita terhadap takdir tersebut.

Jika kita menerima takdir dengan bijaksana, kita akan hidup selaras dengan alam dan mencapai kedamaian batin. Sebaliknya, jika kita menolak dan melawan takdir, kita akan mengalami penderitaan yang tidak perlu.

Zeno: “Hidup Bukan Tentang Apa yang Terjadi Padamu, Tetapi Bagaimana Kamu Meresponsnya”

Relevansi dalam Kehidupan Modern

Dalam kehidupan modern yang penuh dengan ketidakpastian dan perubahan cepat, ajaran Zeno ini tetap relevan. Kita sering dihadapkan pada situasi di luar kendali kita, seperti kehilangan pekerjaan, penyakit, atau bencana alam. Dengan memahami dan menerima bahwa beberapa hal berada di luar kendali kita, kita dapat mengurangi penderitaan dan fokus pada hal-hal yang dapat kita kendalikan, seperti sikap dan tindakan kita.

Stoisisme dan Penerimaan Takdir

Stoisisme mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati tidak bergantung pada keadaan eksternal, melainkan pada sikap internal kita. Dengan menerima takdir dan hidup sesuai dengan alam, kita dapat mencapai eudaimonia, yaitu keadaan kebahagiaan dan kesejahteraan yang mendalam.

Penutup: Menjadi Bijak dalam Menghadapi Takdir

Ajaran Zeno mengingatkan kita bahwa kita tidak dapat mengendalikan segala hal dalam hidup, tetapi kita dapat mengendalikan bagaimana kita meresponsnya. Dengan memilih untuk berjalan seiring dengan "kereta takdir", kita dapat menjalani hidup dengan bijaksana, damai, dan selaras dengan alam.