Sun Tzu: Tak Ada Bangsa yang Diuntungkan dari Perang yang Berlarut-Larut
- Cuplikan layar
Konflik seperti perang Rusia-Ukraina, ketegangan di Timur Tengah, dan ketidakstabilan di Afrika menunjukkan bahwa semakin lama konflik berlangsung, semakin banyak kerugian yang ditanggung tidak hanya oleh pihak yang berperang, tetapi juga oleh dunia internasional secara keseluruhan, baik melalui disrupsi energi, perdagangan global, maupun krisis pangan.
Indonesia dan Upaya Menjaga Perdamaian
Indonesia sebagai negara yang menganut politik bebas aktif memiliki posisi penting dalam menjaga stabilitas kawasan Asia Tenggara dan ikut aktif dalam forum perdamaian dunia. Prinsip yang diungkapkan Sun Tzu dapat menjadi pegangan bagi Indonesia dalam memperkuat diplomasi preventif, resolusi konflik secara damai, dan penguatan peran strategis di kancah internasional.
Melalui pendekatan multilateralisme dan partisipasi aktif di organisasi seperti ASEAN, G20, dan PBB, Indonesia bisa mendorong penyelesaian konflik yang cepat dan berkeadilan, serta menghindari keterlibatan dalam konflik jangka panjang yang merugikan pembangunan nasional.
Refleksi Bagi Para Pemimpin
Kutipan Sun Tzu ini juga menjadi pengingat bagi para pemimpin dunia bahwa ego politik dan ambisi kekuasaan seharusnya tidak mengorbankan generasi masa depan. Ketika pemimpin memilih jalan perang tanpa strategi penyelesaian yang jelas, maka bangsa akan terseret ke dalam spiral krisis yang sulit dihentikan.
Pemimpin yang bijak adalah mereka yang mampu mencegah perang, atau jika perang tidak dapat dihindari, menyelesaikannya secepat mungkin dengan kerugian paling minimal. Seperti yang disampaikan Sun Tzu, keberhasilan sejati bukan dalam menghancurkan musuh, melainkan dalam mencegah kehancuran yang tidak perlu.