Robert Rosenkranz: “Jangan Buang Waktu untuk Mengendalikan Hal-Hal yang Tidak Bisa Anda Ubah”

Robert Rosenkranz
Sumber :
  • Cuplikan layar

Jakarta, WISATA — Dalam dunia yang dipenuhi ketidakpastian, ambiguitas, dan tekanan konstan untuk terus bergerak cepat, banyak individu—baik profesional, wirausaha, maupun pemimpin—terjebak dalam kecemasan terhadap hal-hal di luar kendali mereka. Di tengah dinamika inilah, pernyataan Robert Rosenkranz, tokoh pemikir modern dan penulis buku The Stoic Capitalist: Advice for the Exceptionally Ambitious (2025), kembali menggemakan pesan penting:
“Jangan buang waktu untuk mengendalikan hal-hal yang tidak bisa Anda ubah.”

Jangan Bekerja demi Uang, Bekerjalah untuk Belajar: Pelajaran Berharga dari Naval Ravikant untuk Generasi Milenial

Pernyataan tersebut sejalan dengan prinsip-prinsip Stoisisme, filsafat kuno yang kini bangkit kembali sebagai panduan hidup yang relevan di era modern. Bagi Rosenkranz, keberhasilan sejati tidak hanya ditentukan oleh strategi dan kecerdasan, melainkan oleh kedewasaan emosional dalam memilah apa yang layak diperjuangkan dan apa yang perlu dilepaskan.

Membedakan Kendali dan Ketidakmampuan: Kunci Ketahanan Mental

40 Kutipan Terbaik Naval Ravikant: Rahasia Sukses Finansial dan Hidup Bahagia Gaya Stoik

Dalam berbagai kesempatan, Rosenkranz menekankan pentingnya kemampuan membedakan antara apa yang dapat dikendalikan dan tidak. Menurutnya, banyak orang kehilangan energi, waktu, bahkan arah hidup karena terlalu larut dalam hal-hal yang sejatinya tidak berada dalam kekuasaan mereka—seperti opini orang lain, situasi makroekonomi, atau masa lalu yang tidak bisa diubah.

“Kita hanya punya satu sumber daya yang benar-benar terbatas: waktu. Maka sia-sia jika kita menghabiskannya pada sesuatu yang di luar kendali,” ujar Rosenkranz dalam salah satu pidatonya di forum kepemimpinan global.

Pierre Hadot dan Warisan Filsafat Transformasional: Belajar Menjadi Manusia Seutuhnya

Stoisisme: Jalan Menuju Kebebasan Batin dan Efisiensi Eksternal

Filsafat Stoisisme mengajarkan bahwa kedamaian batin diperoleh bukan dari menguasai dunia luar, tetapi dari penguasaan terhadap diri sendiri. Dalam hal ini, Rosenkranz mengadopsi prinsip stoik sebagai landasan dalam membuat keputusan bisnis, membangun tim, dan mengelola dinamika kehidupan profesional.

Ia menyebut bahwa dalam dunia bisnis yang sangat fluktuatif, seperti pasar modal atau teknologi disruptif, justru sikap tenang dan terfokus pada tindakan yang bisa dilakukan akan memberikan hasil lebih baik daripada reaktivitas berlebihan terhadap berita buruk atau situasi yang berubah-ubah.

Contoh Nyata dalam Praktik Manajemen dan Kepemimpinan

Dalam bukunya The Stoic Capitalist, Rosenkranz mencontohkan berbagai kasus ketika para pemimpin gagal karena berupaya mengendalikan persepsi publik atau berfokus pada prediksi pasar yang tidak akurat, alih-alih meningkatkan kualitas produk, memperkuat budaya organisasi, dan memperbaiki proses internal.

Sebaliknya, para pemimpin yang sukses adalah mereka yang fokus pada:

  • Integritas dalam pengambilan keputusan,
  • Membangun sistem dan tim yang kuat,
  • Menjaga moral pribadi dan profesional ketika hasil tidak sesuai harapan.

Seni Melepaskan: Bukan Pasrah, Tapi Efisiensi Psikologis

Banyak orang keliru menganggap bahwa melepaskan sesuatu berarti menyerah. Padahal, menurut Rosenkranz, melepaskan adalah bentuk tertinggi dari efisiensi psikologis. Ini berarti seseorang sadar bahwa ada batas dari apa yang bisa dia pengaruhi, dan memilih untuk mengalokasikan energi ke tempat yang lebih produktif.

Hal ini juga berlaku dalam hubungan antarmanusia. Rosenkranz menekankan bahwa berusaha mengubah cara berpikir orang lain yang tidak terbuka sering kali hanya akan menyakiti diri sendiri. Daripada memaksa, lebih baik menyesuaikan diri dengan realitas, dan tetap fokus pada misi pribadi yang jelas.

Panduan Praktis ala Rosenkranz: Cara Hidup Efektif

Bagi pembaca dan pengikutnya, Robert Rosenkranz membagikan pendekatan sederhana namun efektif untuk menjalani hidup yang produktif dan sehat secara mental. Berikut ini prinsip-prinsip praktis yang ia usung:

1. Buat Daftar Kontrol Harian

Setiap pagi, tulis dua kolom: hal-hal yang bisa Anda kendalikan, dan hal-hal yang tidak. Fokuslah hanya pada kolom pertama.

2. Evaluasi Emosional Harian

Tanyakan pada diri sendiri: apakah saya marah, cemas, atau stres karena hal yang di luar kendali saya? Jika iya, segera alihkan perhatian.

3. Terapkan Detachment Strategis

Jangan melekat terlalu dalam pada hasil, tetapi fokuslah pada proses dan kualitas tindakan Anda.

4. Refleksi Mingguan

Lihat kembali dalam seminggu: berapa banyak waktu dan energi Anda yang tersia-sia karena kekhawatiran terhadap hal yang tidak bisa Anda ubah?

Menghadapi Dunia yang Tidak Sempurna dengan Pikiran yang Tenang

Dalam dunia penuh kompetisi dan tuntutan, pesan Robert Rosenkranz terasa seperti napas segar. Ia tidak mengajarkan untuk menjadi pasif, tetapi untuk menjadi lebih strategis, lebih sadar, dan lebih bijak dalam mengelola energi hidup.

Dengan menerima bahwa tidak semua hal bisa dikendalikan, kita menjadi lebih fleksibel. Dengan fleksibilitas, kita mampu beradaptasi. Dan dengan adaptasi, kita bisa bertahan dan bahkan tumbuh.

“Kebebasan sejati adalah ketika Anda tidak lagi diperbudak oleh keinginan untuk mengendalikan hal-hal yang tidak mungkin dikendalikan.” — Robert Rosenkranz

Relevansi untuk Generasi Muda Indonesia

Nilai-nilai yang diajarkan Rosenkranz sangat relevan untuk generasi muda Indonesia. Di era digital yang sarat tekanan sosial, algoritma media sosial, dan ekspektasi karier yang tinggi, milenial dan Gen Z sering kali merasa kewalahan.

Prinsip “jangan buang waktu untuk hal-hal yang tidak bisa diubah” bisa menjadi benteng mental untuk menjaga kewarasan, fokus, dan produktivitas mereka.

Kesimpulan: Hidup Lebih Jernih, Lebih Bermakna

Pernyataan Robert Rosenkranz bukan hanya sekadar kutipan, tetapi undangan untuk hidup lebih bijak. Dengan menerima keterbatasan kita sebagai manusia, kita justru membuka ruang untuk pertumbuhan yang lebih sehat dan bermakna.

Hidup bukan tentang mengendalikan segala sesuatu, tetapi tentang mengelola diri sendiri dengan integritas dan kesadaran. Dan dari sanalah muncul ketenangan sejati.