Massimo Pigliucci: "Bersyukurlah atas Apa yang Kamu Miliki, Tapi Jangan Menjadi Budak Keinginan yang Tak Berujung"
Sabtu, 17 Mei 2025 - 01:30 WIB
Sumber :
- Cuplikan layar
Massimo Pigliucci menyebut ini sebagai jebakan mental modern—kita mengejar sesuatu karena semua orang melakukannya, bukan karena benar-benar membutuhkannya. Kita pun akhirnya kehilangan arah dan justru merasa semakin tidak puas.
Cara Stoik Menghadapi Keinginan
Dalam How to Be a Stoic dan A Handbook for New Stoics, Pigliucci menjelaskan cara sederhana namun efektif untuk hidup lebih seimbang:
- Latih rasa syukur setiap hari. Luangkan waktu sejenak untuk menghargai hal-hal yang sudah kamu miliki.
- Evaluasi keinginan. Tanyakan pada diri sendiri: apakah aku benar-benar membutuhkan ini?
- Batasi perbandingan sosial. Jangan jadikan hidup orang lain sebagai tolok ukur kebahagiaanmu.
- Fokus pada kebajikan, bukan barang. Nilai seseorang tidak ditentukan dari apa yang ia punya, tetapi dari siapa dirinya.
Bahagia Itu Bukan dari Luar, Tapi dari Dalam
Menurut Pigliucci, kebahagiaan sejati datang dari dalam diri—dari kesadaran akan nilai hidup, bukan dari barang atau status sosial. Dengan berhenti menjadi budak keinginan, kita memberi ruang bagi diri untuk benar-benar merasakan damai dan puas dengan apa adanya.
Kesimpulan: Cukup Itu Kekayaan yang Sesungguhnya
Halaman Selanjutnya
Kutipan Pigliucci ini mengajarkan kita bahwa kecukupan adalah bentuk kekayaan yang tak ternilai. Kita bisa mengejar mimpi tanpa kehilangan rasa syukur. Kita bisa tumbuh tanpa harus lupa bersyukur atas setiap langkah.