Epictetus: Dua Kekuatan yang Membentuk Orang Bijak—Bertahan dan Menahan Diri
- Cuplikan layar
Kedua kekuatan ini—bertahan dan menahan diri—tidak bisa dipisahkan. Seseorang yang hanya mampu bertahan tapi tidak bisa menahan diri, akan cepat terbakar emosi. Sebaliknya, seseorang yang bisa menahan diri tapi tidak cukup kuat bertahan, akan mudah menyerah dalam tekanan.
Epictetus percaya bahwa kombinasi keduanya adalah fondasi dari kebijaksanaan sejati. Dalam filsafat Stoik, manusia bijak adalah mereka yang mampu menerima kenyataan dengan tenang, serta tidak diperbudak oleh emosi, hawa nafsu, atau keinginan yang tidak penting.
Relevansi dalam Kehidupan Modern
Filsafat kuno ini tetap sangat relevan di zaman sekarang. Banyak orang mengalami stres dan kecemasan karena tidak memiliki kemampuan untuk bertahan atau menahan diri. Ketika seseorang terlalu berharap pada hasil luar, dan tidak cukup membangun kekuatan batin, maka kekecewaan menjadi tidak terelakkan.
Filsafat Stoik seperti yang diajarkan oleh Epictetus menawarkan solusi praktis:
- Fokus pada apa yang bisa dikendalikan.
- Terima hal yang tidak bisa diubah.
- Latih diri untuk tetap tenang dalam keadaan apa pun.
Dengan menerapkan prinsip bearing dan forbearing, kita bisa menjalani hidup dengan lebih bijak, lebih damai, dan lebih tangguh dalam menghadapi segala situasi.