Epictetus: Dua Kekuatan yang Membentuk Orang Bijak—Bertahan dan Menahan Diri

Epictetus
Sumber :
  • Cuplikan layar

Jakarta, WISATA – Filsuf Stoik Epictetus mengajarkan bahwa kebijaksanaan sejati tidak terletak pada kepandaian berbicara atau berteori, melainkan pada dua kekuatan utama dalam diri manusia: kemampuan untuk bearing (bertahan) dan forbearing (menahan diri). Ia menyatakan:

Massimo Pigliucci: “Ketakutan Terbesar Adalah Tidak Mengenal Diri”

“The two powers which in my opinion constitute a wise man are those of bearing and forbearing.”
(Dua kekuatan yang menurut saya membentuk seorang bijak adalah kemampuan untuk bertahan dan menahan diri.)

Pandangan Epictetus ini menggarisbawahi inti dari ajaran filsafat Stoik—kebijaksanaan bukan sekadar soal berpikir benar, tetapi tentang bagaimana menghadapi kenyataan hidup dengan ketabahan dan pengendalian diri.

“Berpikir Jernih Lebih Penting daripada Reaksi Cepat” – Pelajaran Penting dari Massimo Pigliucci

Makna ‘Bearing’: Kekuatan untuk Bertahan

Dalam kehidupan sehari-hari, kita dihadapkan pada berbagai ujian dan kesulitan—mulai dari masalah pekerjaan, kehilangan, kegagalan, hingga tekanan sosial. Bearing atau ketangguhan dalam menghadapi semua itu adalah ciri khas orang bijak menurut Epictetus.

Keteguhan Moral di Tengah Krisis: Pandangan Stoik yang Relevan Menurut Massimo Pigliucci

Bertahan berarti:

  • Tidak menyerah dalam kesulitan.
  • Tidak goyah oleh hinaan atau kegagalan.
  • Mampu menjaga ketenangan batin ketika dunia luar tidak bisa dikendalikan.
Halaman Selanjutnya
img_title