Sun Tzu: Perlakukan Anak Buah Seperti Anak Sendiri, Maka Mereka Akan Mengikuti Anda ke Lembah Terdalam
- Cuplikan layar
Namun, tantangannya adalah menjaga keseimbangan antara kepedulian dan profesionalisme. Pemimpin harus tetap bisa menilai kinerja secara objektif, memberikan teguran bila perlu, namun tetap dalam semangat membangun.
Pelajaran dari Dunia Nyata
Beberapa pemimpin dunia yang sukses sering kali dikenal karena kedekatannya dengan tim. Contohnya, Howard Schultz, pendiri Starbucks, dikenal selalu mendengarkan kebutuhan pegawainya, bahkan memberikan asuransi kesehatan bagi pekerja paruh waktu di saat perusahaan lain belum melakukannya. Hasilnya? Starbucks memiliki tingkat loyalitas karyawan yang tinggi.
Di Indonesia, banyak pemimpin lokal yang sukses karena memperlakukan komunitasnya dengan cinta dan kepedulian. Mereka tidak sekadar menjadi pejabat, tapi menjadi bagian dari masyarakatnya.
Kepemimpinan Bukan Sekadar Strategi, Tapi Hati Nurani
Kutipan Sun Tzu mengingatkan kita bahwa kekuatan kepemimpinan tidak selalu terletak pada kecerdasan strategi atau kemampuan mengontrol. Justru, kekuatan terbesar adalah ketika pemimpin mampu menyentuh hati orang-orang yang ia pimpin. Dari sanalah tim akan bergerak bersama, melewati lembah terdalam sekalipun.
Ketika seorang pemimpin memeluk peran sebagai “ayah” atau “ibu” dalam timnya—bukan dalam arti harfiah, tetapi dalam makna peduli dan bertanggung jawab—maka yang ia pimpin bukan hanya organisasi, tapi hati dan jiwa setiap individu di dalamnya.