Pierre Hadot: Filsafat sebagai Latihan Hidup, Bukan Sekadar Teori
- Image Creator Grok/Handoko
Latihan-latihan ini, menurut Hadot, adalah cara kita mengubah filsafat dari teori menjadi praktik. Tidak perlu menjadi akademisi untuk menjalaninya. Siapa pun bisa mempraktikkannya—dari pelajar, pekerja kantoran, hingga ibu rumah tangga. Filsafat adalah milik semua orang yang ingin hidup dengan kesadaran dan kebijaksanaan.
Berpikir Saja Tidak Cukup: Tindakan adalah Ujian Sejati
Zaman modern memberikan ruang besar bagi berpikir, analisis, dan argumen. Kita menghabiskan banyak waktu di media sosial, berkomentar, memberi opini, bahkan berdebat. Tapi Hadot mengingatkan kita bahwa ujian sejati dari pikiran adalah tindakan.
Apa gunanya tahu bahwa kemarahan bisa merusak jika kita masih melampiaskannya pada orang lain? Apa artinya paham soal keadilan kalau kita tetap abai terhadap ketidakadilan kecil di sekitar kita? Filsafat, kata Hadot, baru berarti ketika menjadi tindakan nyata dalam relasi kita dengan orang lain, dalam cara kita mengambil keputusan, dan dalam bagaimana kita memandang hidup.
Kembalinya Stoicisme dan Relevansi Hadot di Era Kini
Banyak orang, terutama generasi muda, kini tertarik pada Stoicisme karena kesederhanaan dan kepraktisannya. Buku-buku Marcus Aurelius, Epiktetos, dan Seneca laris kembali. Namun, Hadot memberikan kerangka penting: jangan hanya membaca, tapi hiduplah seperti yang mereka ajarkan.
Melalui interpretasi Hadot, kita diajak untuk tidak menjadikan Stoicisme sebagai sekadar kutipan Instagram atau motivasi singkat. Ia harus menjadi jalan hidup. Dan jalan hidup itu dibentuk dari latihan-latihan kecil yang terus dijalankan hari demi hari—menahan amarah, bersyukur, menerima kenyataan, dan bertindak dengan integritas.