Baru Terungkap, Galaksi Bima Sakti Tergambar di Peti Mati Mesir Kuno

Gambar Dewi Langit Nut yang Diselimuti Bintang-bintang
Sumber :
  • archaeologymag.com/E.A.Wallis Budge

Malang, WISATA – Dalam persimpangan menarik antara ilmu Mesir Kuno dan astronomi, Dr. Or Graur, Associate Professor Astrofisika di University of Portsmouth, telah mengungkap bukti kuat yang menunjukkan bahwa orang Mesir kuno mungkin telah menggambarkan Bima Sakti secara visual dalam karya seni pada peti jenazah dan langit-langit makam. Penelitiannya, yang baru-baru ini diterbitkan dalam Journal of Astronomical History and Heritage, bertentangan dengan teori yang berlaku tentang bagaimana dewi langit Nut digambarkan dan bagaimana gambarnya mungkin telah memasukkan unsur-unsur langit malam, termasuk galaksi yang melengkung di atasnya.

China Sebut SUGBK, 'Kandang Setan', Timnas Indonesia Lolos Dramatis ke Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026!

Nut, salah satu tokoh utama dalam mitologi Mesir, sering ditampilkan sebagai wanita telanjang yang diselimuti bintang yang melindungi dewa bumi Geb. Gambarannya, yang sering digunakan pada tutup peti mati, melambangkan surga dan siklus kehidupan dan kematian. Ia diyakini melahap Matahari setiap malam dan melahirkannya saat fajar, yang menggarisbawahi fungsi kosmiknya.

Dr. Graur menganalisis 125 gambar Nut dari daftar 555 peti mati Mesir kuno, banyak yang berusia hampir 5.000 tahun. Sebagian besar menunjukkannya dengan cara yang biasa, tetapi pengecualian yang menarik ditemukan pada peti mati luar Nesitaudjatakhet, seorang penyanyi Amun-Re yang meninggal sekitar 3.000 tahun yang lalu. Di sana, lengkungan hitam tebal dan bergelombang membentang di seluruh tubuh Nut yang dipenuhi bintang dari kakinya hingga ujung jarinya--fitur yang tidak biasa yang biasanya tidak ditemukan dalam seni Mesir pada peti mati.

Bagan Bintang Tiongkok Kuno dari 2.300 Tahun Lalu Merupakan Bagan Bintang Tertua yang Menantang Sejarah Astronomi

Sepertinya lengkungan bergelombang itu menggambarkan Bima Sakti dan bisa jadi merupakan representasi dari Great Rift—pita debu gelap yang memotong pita cahaya terang Bima Sakti yang menyebar. Membandingkan penggambaran ini dengan foto Bima Sakti menunjukkan kemiripan yang mencolok.

Motif lengkung serupa juga ditemukan di makam-makam di Lembah Para Raja, termasuk makam Ramses IV, VI dan IX, serta di langit-langit makam Seti I. Lengkung-lengkung ini membagi adegan-adegan kosmologis, khususnya dalam Kitab-Kitab Siang dan Malam, di mana figur-figur Nut yang melengkung digambarkan saling membelakangi. Seperti yang dikemukakan Dr. Graur, karakteristik visual ini semakin memperkuat teorinya bahwa orang Mesir kuno mungkin telah menghubungkan lengkungan tersebut dengan Bima Sakti.

Dibantai Korea Utara 6-0 di Piala Asia U-17: Apa yang Salah dengan Timnas Indonesia?

Menariknya, fitur bergelombang ini muncul dalam karya seni kosmologi budaya Pribumi Amerika, seperti Navajo, Hopi dan Zuni, yang menggambarkan Bima Sakti.

Penelitian Dr. Graur sebelumnya, yang diterbitkan pada bulan April 2024, difokuskan pada catatan tertulis seperti Teks Piramida, Teks Peti Mati dan Kitab Nut. Dalam penelitian tersebut, Bima Sakti diduga telah membantu pengamat kuno menemukan Nut di langit malam secara visual—menonjolkan lengannya yang terentang di musim dingin dan menelusuri tulang punggungnya di musim panas. Penelitian terkini ini, yang didasarkan pada pengamatan visual seni pemakaman, menyempurnakan pandangan tersebut.

Halaman Selanjutnya
img_title