16 Tahun Bersama Marcus Aurelius: Pelajaran Hidup dari Meditasi Seorang Kaisar Filsuf

Marcus Aurelius
Sumber :
  • Cuplikan Layar

5. Setiap Orang Butuh Guru
Marcus menulis bahwa kita perlu guru dalam menulis dan hidup. Ryan mencatat “RG” di pinggir bukunya—singkatan dari Robert Greene, mentornya dalam menulis dan kehidupan.

Hiduplah Seolah Kamu Akan Mati Besok, Tapi Berpikirlah Seolah Akan Hidup Selamanya – Stoik ala Massimo Pigliucci

6. Sungai Tak Pernah Sama Dua Kali
Dari Marcus, ia mengenal Heraclitus: “Tak ada manusia yang melangkah ke sungai yang sama dua kali.” Buku Meditations pun selalu memberi makna baru setiap kali dibaca ulang.

7. Memento Mori – Ingat Kematian
Kutipan Marcus “Kau bisa mati kapan saja. Biarkan itu menuntun ucapan dan tindakanmu,” membuat Ryan selalu merenungi kematian setiap harinya—bukan untuk takut, tapi untuk hidup lebih bijak.

Karya-Karya Fenomenal Massimo Pigliucci yang Banyak Menjadi Rujukan Kaum Stoik Modern

8. Buku Bukan Barang Murah
Setelah mencoba versi gratis, Ryan sadar bahwa penerjemahan berkualitas membuat perbedaan besar. Buku bukan pengeluaran, tapi investasi.

9. Pujian Publik Hanyalah “Klakson Lidah”
Marcus menyebut pujian publik sebagai “clacking of tongues.” Ryan menjadikan ini pengingat untuk tidak terbuai oleh sanjungan.

Nilai Hidup Bukan Soal Harta: Refleksi Filsafat Stoik Bersama Massimo Pigliucci

10. Jadilah Petinju, Bukan Pendekar Pedang
Marcus berkata, pelajar adalah petinju: alatnya adalah tubuh dan pikirannya sendiri. Bukan senjata luar, tapi kebijaksanaan dalam diri yang sejati.

11. Filosofi Cocok untuk Peran Apa Pun
Marcus menulis bahwa tak ada peran yang lebih cocok untuk filosofi selain peran yang sedang kamu jalani. Jadi, semua pekerjaan dan posisi adalah lahan untuk kebijaksanaan.

Halaman Selanjutnya
img_title