Seneca dan Kebijaksanaannya: Mengapa Rasa Takut Membuat Segala Sesuatu Tampak Sulit
- Image Creator/Handoko
Jakarta, WISATA – "Bukan karena hal-hal itu sulit kita tidak berani, tetapi karena kita tidak berani hal-hal itu menjadi sulit." Kutipan legendaris dari Lucius Annaeus Seneca ini terus bergema sepanjang zaman, mengingatkan umat manusia bahwa ketakutan, bukan kesulitan itu sendiri, yang sering kali menjadi penghalang terbesar dalam hidup.
Seneca (4 SM–65 M), seorang negarawan, penulis, dan filsuf Stoik Romawi, dikenal luas berkat ajarannya tentang ketahanan mental, pengendalian diri, dan penerimaan terhadap apa yang tidak dapat diubah. Dalam berbagai karya tulisnya seperti Letters to Lucilius dan De Vita Beata, ia berusaha membimbing manusia untuk hidup dengan keberanian, bijaksana dalam menghadapi kesulitan, dan tidak membiarkan rasa takut menghancurkan potensi diri.
Menelaah Kutipan Abadi Seneca
Kutipan Seneca tersebut berbicara banyak tentang sifat dasar manusia. Ketika seseorang menghadapi tantangan besar, biasanya ketakutan akan kegagalan, rasa malu, atau ketidakpastian yang membuat tantangan itu terasa jauh lebih berat daripada kenyataan sebenarnya.
Menurut Seneca, bukanlah kesulitan yang membuat manusia gentar, melainkan kegentaran itulah yang memperbesar bayangan kesulitan. Ini adalah prinsip dasar dalam Stoikisme yang mengajarkan bahwa persepsi kita terhadap peristiwa jauh lebih berpengaruh dibandingkan peristiwa itu sendiri.
Dalam konteks kehidupan modern, ajaran ini tetap relevan. Banyak orang merasa terhambat untuk mengejar impian, memulai usaha, atau membuat perubahan hidup karena lebih dulu kalah oleh ketakutan internal mereka. Padahal, dengan keberanian untuk melangkah, jalan yang tadinya tampak mustahil bisa menjadi lebih terang dan dapat dilalui.
Filosofi Stoik dalam Menghadapi Tantangan