Übermensch: Sosok Manusia Unggul dalam Pemikiran Nietzsche yang Mengguncang Dunia Filsafat

Friedrich Nietzsche
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

Kritik terhadap Moralitas Agama

Epictetus: Kesulitan Adalah Cermin Jati Diri Manusia

Nietzsche dikenal sebagai filsuf yang secara frontal mengkritik agama, khususnya moralitas Kristen. Ia melihat agama sebagai bentuk nihilisme yang menyamar—sebuah sistem yang menolak nilai dunia ini demi kehidupan setelah mati. Dalam Übermensch, Nietzsche menawarkan alternatif berupa afirmasi kehidupan: menerima dunia apa adanya (amor fati) dan menjadikannya landasan untuk mencipta nilai baru.

Baginya, Übermensch adalah simbol dari manusia yang menolak rasa bersalah dan dosa sebagai pusat kehidupan. Ia tidak memerlukan pengampunan eksternal, karena ia tidak tunduk pada sistem moral yang memperbudak.

John Sellars: “Krisis adalah Momen untuk Menerapkan, Bukan Mengabaikan, Prinsip Stoik”

Mitos dan Kontroversi di Sekitar Übermensch

Seiring waktu, konsep Übermensch sering kali disalahpahami, bahkan disalahgunakan. Salah satu distorsi paling mencolok terjadi saat ide ini dikaitkan dengan propaganda Nazi, yang mengklaim bahwa mereka sedang menciptakan "ras unggul". Namun, banyak akademisi filsafat menyatakan bahwa ini adalah penyimpangan besar dari makna asli Übermensch yang bersifat individual dan eksistensial, bukan biologis atau rasial.

John Sellars: “Tantangan Bukan Musuh; Mereka adalah Pelatih dalam Perjalanan Menjadi Pribadi yang Kuat”

Nietzsche sendiri tidak pernah mendukung ide supremasi ras. Justru, ia mengecam nasionalisme sempit dan antisemitisme yang berkembang di masanya. Distorsi terhadap ide-idenya banyak disebabkan oleh interpretasi keliru dan penyuntingan karya-karyanya oleh saudara perempuannya, Elisabeth Förster-Nietzsche.

Übermensch dalam Dunia Modern

Halaman Selanjutnya
img_title