Makna Kekayaan Sejati Menurut Epikuros: Bukan Banyaknya Harta, Tapi Sedikitnya Kebutuhan
- Image Creator Grok/Handoko
“Ia yang sedikit memiliki namun tidak membutuhkan apa-apa adalah lebih kaya daripada yang memiliki banyak tapi terus merasa kekurangan.”
— Epikuros
Jakarta, WISATA — Dalam peradaban modern yang dipenuhi dengan simbol status dan dorongan untuk terus memiliki lebih banyak, kita sering keliru memahami arti dari kekayaan. Kita mengaitkan kekayaan dengan jumlah properti, saldo rekening, kendaraan mewah, atau jabatan tinggi. Namun ribuan tahun yang lalu, filsuf Yunani kuno Epikuros telah mengingatkan kita tentang makna kekayaan sejati—yakni bebas dari kebutuhan yang tidak perlu.
Kutipan bijaknya mengandung nilai reflektif yang mendalam: orang yang memiliki sedikit namun tidak kekurangan apa-apa sejatinya lebih kaya daripada mereka yang memiliki segalanya, tetapi terus merasa tidak cukup. Di sinilah letak paradoks zaman modern: semakin banyak yang kita punya, justru semakin banyak pula yang kita inginkan.
Siapa Epikuros dan Mengapa Pandangannya Tetap Relevan?
Epikuros (341–270 SM) adalah tokoh filsafat klasik yang mendirikan aliran Epikureanisme. Ia mengajarkan bahwa kebahagiaan tidak terletak pada kekayaan berlimpah atau kenikmatan fisik yang tiada henti, tetapi dalam kehidupan yang sederhana, tenang, dan penuh kebijaksanaan.
Pemikiran Epikuros bertolak belakang dengan semangat konsumtif dan kapitalisme yang merajalela saat ini. Dalam masyarakat yang didorong oleh media sosial, kita sering merasa kurang hanya karena melihat kehidupan "sempurna" orang lain di layar. Kita lupa bahwa kekayaan batin, bukan kekayaan materi, adalah penentu utama kualitas hidup.
Kekayaan yang Sebenarnya: Bukan Apa yang Dimiliki, Tapi Apa yang Tidak Lagi Diperlukan