5 Hal yang Tidak Bisa Dibantah oleh Kaum Sofis dari Socrates Ketika Berdebat tentang Kebenaran
- Image Creator/Handoko
Socrates tidak pernah menerima argumen begitu saja. Ia menggunakan metode dialektika—serangkaian pertanyaan kritis yang ditujukan untuk mengungkap kontradiksi dalam pemikiran lawan bicaranya. Metode ini, yang dikenal juga sebagai elenchus, memungkinkan pencarian kebenaran melalui proses tanya jawab yang mendalam.
Mengapa Hal Ini Tidak Bisa Dibantah oleh Kaum Sofis?
Kaum sofis cenderung fokus pada kemenangan dalam debat, menggunakan teknik retoris untuk memukau audiens. Namun, Socrates berargumen bahwa kebenaran sejati hanya dapat dicapai melalui pertanyaan yang mendalam dan terus-menerus. Teknik dialektika memaksa setiap argumen diuji secara kritis, sehingga jika argumen tersebut tidak memiliki dasar yang kuat, ia akan hancur oleh serangkaian pertanyaan yang tajam.
Penerapan di Era Digital:
Dalam konteks media sosial dan berita digital, banyak informasi yang disebarkan tanpa melalui proses verifikasi yang mendalam. Mendorong dialog terbuka dan diskusi kritis melalui forum online serta seminar literasi digital dapat membantu masyarakat mengadopsi metode dialektika dalam menilai informasi. Program seperti CekFakta.id telah menunjukkan efektivitasnya dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya bertanya dan memverifikasi fakta.
3. Kebenaran Mutlak sebagai Fondasi Moral dan Etis
Bagi Socrates, pencarian kebenaran tidak hanya penting untuk pengetahuan, tetapi juga untuk kehidupan bermoral. Ia berpendapat bahwa hanya dengan mengetahui kebenaran mutlak, seseorang dapat hidup dengan integritas dan kebijaksanaan. Konsep kebenaran universal ini, meskipun ditentang oleh kaum sofis yang menekankan relativisme, tetap menjadi landasan bagi nilai-nilai moral yang konsisten.
Mengapa Hal Ini Tidak Bisa Dibantah oleh Kaum Sofis?
Kaum sofis berargumen bahwa kebenaran bersifat relatif dan bergantung pada konteks. Namun, Socrates menunjukkan bahwa tanpa adanya standar kebenaran yang objektif, nilai-nilai moral akan tergerus oleh kepentingan pribadi dan manipulasi. Kebenaran mutlak menyediakan pijakan etis yang diperlukan untuk membuat keputusan yang adil dan bermoral dalam kehidupan pribadi dan sosial.
Penerapan di Era Digital:
Di tengah maraknya disinformasi, etika dalam komunikasi dan kebijakan publik sangat penting. Ketika fakta-fakta diputarbalikkan untuk keuntungan politik atau ekonomi, penting bagi masyarakat untuk berpegang pada prinsip-prinsip moral yang konsisten. Transparansi, verifikasi fakta, dan regulasi media dapat membantu memastikan bahwa nilai-nilai kebenaran universal tetap dihargai. Laporan Reuters Institute Digital News Report (2024) menunjukkan bahwa transparansi dalam penyebaran informasi dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap media sebesar 35%.