Massimo Pigliucci: Kebahagiaan Sejati Tidak Berasal dari Hal-Hal Eksternal, tetapi ...

Massimo Pigliucci
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

Jakarta, WISATA - Di dunia yang serba cepat dan penuh persaingan ini, banyak orang menganggap kebahagiaan sebagai sesuatu yang harus dikejar di luar diri mereka. Kekayaan, jabatan, popularitas, dan pengakuan sosial sering kali menjadi tolok ukur kebahagiaan. Namun, apakah benar kebahagiaan sejati datang dari semua itu?

Massimo Pigliucci: "Ketika Kamu Merasa Marah atau Kecewa, Tanyakan pada Dirimu: Apakah Ini Ada dalam Kendaliku?"

Massimo Pigliucci, seorang filsuf modern yang menghidupkan kembali ajaran Stoikisme, menegaskan bahwa kebahagiaan sejati tidak berasal dari hal-hal eksternal, tetapi dari bagaimana kita menjalani hidup dengan kebajikan.

Artinya, bukan apa yang kita miliki yang menentukan kebahagiaan kita, tetapi bagaimana kita bertindak, berpikir, dan merespons kehidupan. Jika kita hidup dengan kejujuran, keadilan, kebijaksanaan, dan keberanian, maka kita akan menemukan kedamaian batin yang jauh lebih bernilai daripada semua kekayaan di dunia.

Kalam Ramadan: Doa dan Keikhlasan – Kisah Syekh Ahmad Ar-Rifa’i

Mengapa Banyak Orang Salah Memahami Kebahagiaan?

Di era modern ini, kita dibombardir dengan narasi bahwa kebahagiaan bisa dibeli. Media sosial, iklan, dan budaya konsumtif sering kali menanamkan pemikiran bahwa semakin banyak kita memiliki, semakin bahagia kita.

Kalam Ramadan: Menemukan Kebahagiaan dalam Kesabaran – Pelajaran dari Rabi’ah Al-Adawiyah

Kita melihat orang lain memiliki rumah mewah, mobil mahal, dan gaya hidup glamor, lalu berpikir, "Jika aku bisa memiliki semua itu, pasti hidupku akan lebih bahagia."

Tapi kenyataannya, banyak orang yang memiliki semua hal tersebut tetap merasa tidak puas. Mereka terus mengejar lebih banyak hal, seolah-olah kebahagiaan adalah sesuatu yang bisa dicapai dengan menambah angka di rekening bank atau jumlah pengikut di media sosial.

Halaman Selanjutnya
img_title