Orang Sibuk Tidak Hidup, Mereka Hanya Ada: Pelajaran dari Seneca

Seneca Filsuf Stoicisme
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA - Dalam dunia yang semakin kompetitif ini, kesibukan sering kali dianggap sebagai tanda kesuksesan. Banyak orang bangga dengan jadwal mereka yang padat, pertemuan yang tak berujung, dan daftar tugas yang terus bertambah. Namun, filsuf Stoik Romawi, Lucius Annaeus Seneca, dalam karyanya De Brevitate Vitae (Tentang Singkatnya Kehidupan), memberikan peringatan yang tajam:

Jangan Berusaha Menghindari Ketakutan, tetapi Hadapilah dengan Keberanian dan Akal Sehat

“Orang sibuk tidak hidup, mereka hanya ada.”

Menurut Seneca, banyak orang terjebak dalam kesibukan tanpa benar-benar menikmati atau memahami makna hidup. Mereka menjalani rutinitas tanpa refleksi, mengejar hal-hal yang dianggap penting oleh masyarakat, namun melupakan kebahagiaan dan ketenangan batin.

10 Kutipan Terbaik dari Donald Robertson, Tokoh Stoikisme Modern yang Bisa Menjadi Inspirasi

Mengapa Kesibukan Tidak Selalu Bermakna?

Di era digital saat ini, kesibukan telah menjadi standar kehidupan. Menurut laporan Digital 2023 oleh We Are Social, rata-rata pekerja menghabiskan lebih dari 50 jam seminggu untuk pekerjaan mereka, belum termasuk waktu yang dihabiskan di media sosial atau berbagai aktivitas lain yang terasa mendesak tetapi tidak selalu bermanfaat.

Mengubah Rintangan Menjadi Peluang: Filosofi Stoicisme Ryan Holiday yang Menginspirasi

Seneca menyebut fenomena ini sebagai “perbudakan modern”—di mana kita sibuk memenuhi harapan orang lain atau standar kesuksesan yang diciptakan oleh masyarakat, tanpa pernah mempertanyakan apakah hal itu benar-benar sejalan dengan kebahagiaan dan kepuasan pribadi.

Beberapa alasan mengapa kesibukan sering kali tidak bermakna:

1.     Kesibukan yang Tidak Memiliki Tujuan
Banyak orang bekerja keras hanya demi mengejar status sosial atau kekayaan materi tanpa benar-benar menikmati apa yang mereka lakukan.

2.     Kurangnya Waktu untuk Refleksi Diri
Seneca percaya bahwa seseorang yang terlalu sibuk tidak memiliki waktu untuk berpikir tentang kehidupannya sendiri, sehingga kehilangan kesempatan untuk bertumbuh secara intelektual dan spiritual.

3.     Terjebak dalam Rutinitas yang Tidak Disadari
Kita sering kali melakukan sesuatu hanya karena "itulah yang seharusnya dilakukan," tanpa mempertanyakan apakah itu benar-benar membuat kita bahagia.

4.     Mengorbankan Kebahagiaan Demi Produktivitas Semu
Dalam budaya hustle, banyak orang yang merasa bersalah jika tidak bekerja terus-menerus, padahal keseimbangan hidup jauh lebih penting untuk kesejahteraan jangka panjang.

Bagaimana Menjalani Hidup yang Bermakna?

Seneca mengajarkan bahwa hidup yang baik bukanlah tentang seberapa banyak hal yang kita lakukan, tetapi seberapa dalam kita mengalami dan memahami kehidupan itu sendiri. Berikut beberapa cara untuk memastikan bahwa kesibukan kita tidak hanya menjadi rutinitas kosong:

1. Prioritaskan Kualitas, Bukan Kuantitas

Kesuksesan sejati bukan tentang berapa banyak hal yang bisa kita selesaikan dalam sehari, tetapi tentang seberapa bermakna hal-hal yang kita lakukan. Fokuslah pada aktivitas yang benar-benar membawa dampak positif bagi diri sendiri dan orang lain.

2. Luangkan Waktu untuk Refleksi

Setiap hari, ambil waktu untuk bertanya kepada diri sendiri:
Apakah saya menikmati apa yang saya lakukan?
Apakah ini membawa saya lebih dekat dengan tujuan hidup saya?
Apakah saya meluangkan cukup waktu untuk hal-hal yang benar-benar penting, seperti keluarga dan kesehatan?

3. Berani Mengatakan “Tidak”

Banyak orang terjebak dalam kesibukan karena tidak berani menolak permintaan yang sebenarnya tidak perlu. Jika sesuatu tidak sejalan dengan nilai dan prioritas hidup Anda, jangan ragu untuk menolaknya.

4. Nikmati Waktu Luang Tanpa Rasa Bersalah

Dalam filosofi Stoik, waktu luang bukanlah sesuatu yang harus dihindari, melainkan sesuatu yang harus dimanfaatkan dengan baik. Gunakan waktu luang untuk membaca, belajar, atau sekadar menikmati momen bersama orang-orang tercinta.

5. Fokus pada Kehidupan yang Seimbang

Jangan biarkan pekerjaan mendominasi seluruh hidup Anda. Seimbangkan waktu antara pekerjaan, keluarga, hobi, dan kesehatan mental. Seperti yang dikatakan Seneca:

“Hidup yang bijaksana adalah hidup yang seimbang.”

Kesimpulan

Seneca mengingatkan kita bahwa kesibukan bukanlah ukuran keberhasilan sejati. Banyak orang yang terus berlari dalam kesibukan, namun tetap merasa hampa. Hidup yang bermakna bukan tentang melakukan lebih banyak, tetapi tentang melakukan hal yang benar.

Jangan biarkan diri Anda hanya "ada" di dunia ini—mulailah benar-benar "hidup." Luangkan waktu untuk menikmati momen, merasakan kebahagiaan sederhana, dan menjalani hidup dengan kesadaran penuh.