Kalam Ramadhan: Kisah Umar bin Khattab – Pemimpin yang Zuhud dan Rendah Hati

Kalam Ramadhan
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

Jakarta, WISATA - Umar bin Khattab adalah salah satu sosok pemimpin Islam yang paling dihormati dalam sejarah. Sebagai Khalifah kedua setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar dikenal dengan keadilannya, keberaniannya, dan terutama sifat zuhud serta rendah hatinya. Meski memiliki kekuasaan besar, ia tetap hidup sederhana, jauh dari kemewahan, dan selalu mengutamakan kesejahteraan rakyatnya. Kisah-kisah tentang Umar bin Khattab menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama dalam hal kepemimpinan yang adil dan penuh kasih sayang.

Kisah Para Sufi: Imam Junaid dan Jalan Sunyi Para Kekasih Tuhan

Kehidupan Sederhana Seorang Khalifah

Ketika Umar bin Khattab diangkat menjadi khalifah, ia menolak segala bentuk kemewahan yang biasanya melekat pada seorang pemimpin. Dikisahkan bahwa pakaian yang dikenakannya sering kali bertambal, bahkan di saat menerima utusan dari negara lain. Ia tidak tinggal di istana mewah, melainkan dalam rumah sederhana yang hampir tidak berbeda dengan rakyat biasa.

9 Filsuf dan Cendekiawan Muslim yang Pemikiran dan Karyanya Mempengaruhi Peradaban Dunia

Salah satu kisah yang terkenal adalah ketika Umar berjalan di jalanan Madinah di malam hari untuk memastikan kesejahteraan rakyatnya. Ia tidak ingin hanya mendengar laporan dari para pejabat, melainkan ingin melihat sendiri kondisi rakyatnya. Suatu malam, ia menemukan seorang ibu yang sedang memasak batu untuk menghibur anak-anaknya yang kelaparan. Tanpa ragu, Umar segera mengambil sekarung gandum dari Baitul Mal dan mengangkatnya sendiri ke rumah wanita tersebut. Ketika ajudannya menawarkan bantuan, Umar menjawab, "Apakah engkau akan memikul dosaku di hari kiamat?"

Kerendahan Hati dalam Kepemimpinan

Kisah Para Sufi: Hasan al-Basri, Suara Keadilan Spiritual dari Dunia yang Hiruk Pikuk

Sebagai pemimpin, Umar tidak pernah merasa lebih tinggi dibanding rakyatnya. Ia menganggap kepemimpinan sebagai amanah yang harus dipertanggungjawabkan, bukan sebagai alat untuk memperoleh keuntungan pribadi.

Suatu hari, seorang gubernur diangkat untuk memimpin suatu wilayah dan diberikan pakaian mewah. Umar segera menegur dan memintanya untuk tetap hidup sederhana, agar tidak ada jarak antara pemimpin dan rakyatnya.

Halaman Selanjutnya
img_title