Bukan Peristiwa yang Mengganggu Kita, Tetapi Cara Kita Memandangnya: Pelajaran Epictetus untuk Kehidupan Modern
- Image Creator Grok/Handoko
Jakarta, WISATA - Di tengah arus kehidupan yang penuh tantangan dan stres, banyak orang merasa terguncang oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekelilingnya. Namun, ajaran Epictetus, seorang filsuf Stoik dari zaman Romawi, mengingatkan kita bahwa yang sebenarnya mengganggu bukanlah peristiwa itu sendiri, melainkan cara kita memandangnya. Kutipan terkenalnya, "Bukan peristiwa yang mengganggu kita, tetapi cara kita memandangnya," telah menjadi prinsip dasar dalam banyak pendekatan psikologi modern, termasuk Cognitive Behavioral Therapy (CBT), dan menjadi panduan untuk mengelola stres serta kecemasan dalam kehidupan sehari-hari.
Mengapa Cara Pandang Itu Penting?
Epictetus mengajarkan bahwa pikiran kita adalah kunci utama dalam menentukan bagaimana kita merespons segala situasi. Menurut filsuf Stoik, setiap peristiwa atau situasi bersifat netral. Yang memberi makna dan emosi pada peristiwa tersebut adalah interpretasi kita sendiri. Sebagai contoh, dua orang bisa mengalami kejadian yang sama, namun reaksi mereka bisa sangat berbeda. Satu orang mungkin merasa terpuruk, sementara orang lain melihat kesempatan untuk belajar dan berkembang. Inilah inti dari ajaran Epictetus: persepsi kita mempengaruhi pengalaman kita.
Studi dari American Psychological Association (2023) mendukung gagasan ini dengan menunjukkan bahwa individu yang mampu mengubah pola pikir mereka dalam menanggapi situasi negatif memiliki tingkat stres yang lebih rendah dan kesehatan mental yang lebih baik. Dengan kata lain, dengan mengubah cara pandang kita terhadap peristiwa, kita bisa mengubah dampaknya terhadap kesejahteraan kita.
Mengaitkan Filosofi Epictetus dengan Terapi Modern
Dalam psikologi modern, pendekatan Cognitive Behavioral Therapy (CBT) mengajarkan bahwa emosi negatif tidak datang secara langsung dari peristiwa, tetapi dari cara kita menafsirkan peristiwa tersebut. Teknik kognitif yang digunakan dalam CBT mengajarkan individu untuk menggantikan pikiran-pikiran yang tidak rasional dengan penilaian yang lebih objektif. Konsep ini sangat mirip dengan ajaran Epictetus, yang menekankan pentingnya memahami bahwa peristiwa itu sendiri bersifat netral dan bahwa kita memiliki kendali atas cara kita memandangnya.
Data dari sebuah studi yang diterbitkan oleh Journal of Cognitive Psychotherapy (2022) menunjukkan bahwa intervensi CBT dapat mengurangi gejala depresi dan kecemasan hingga 40% dalam jangka waktu enam bulan. Ini menunjukkan betapa pentingnya mengubah cara pandang kita dalam menghadapi tantangan hidup, sesuai dengan nasihat Epictetus.