Upaya Pelestarian Spesies yang Terancam Punah Tidak Cukup hanya Membuat Kawasan Lindung
- Instagram/agus_bholled_sudrajat
Malang, WISATA – Di hutan tropis, spesies langka di habitat yang dilindungi masih berada dalam bahaya akibat ancaman dari luar cagar alamnya, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal akses terbuka PLOS Biology oleh Ilaria Greco dan Francesco Rovero dari Universitas Florence, Italia dan rekannya.
Hutan tropis mengandung sebagian besar keanekaragaman hayati bumi, namun juga merupakan rumah bagi spesies terancam punah dalam konsentrasi tinggi.
Di seluruh dunia, pemerintah berkomitmen untuk membangun lebih banyak kawasan satwa liar yang dilindungi melalui inisiatif seperti Kerangka Keanekaragaman Hayati Global Kunming-Montreal, namun terdapat bukti yang menunjukkan bahwa spesies di dalam kawasan yang dilindungi tersebut mungkin masih terkena dampak ancaman di luar kawasan tersebut.
Dalam penelitian ini, dilihat bagaimana komunitas mamalia terkena dampak antropogenik yang luas.
Di setiap wilayah, diukur kekayaan dan distribusi komunitas mamalia dan diuji bagaimana metrik tersebut merespons kepadatan populasi manusia dan gangguan habitat di wilayah sekitarnya.
Kepadatan populasi manusia berpengaruh kuat terhadap jumlah spesies mamalia di suatu wilayah. Bahkan ketika satwa liar dibatasi di dalam kawasan lindung dan populasi manusia di luar kawasan, model penelitian ini memperkirakan penurunan kekayaan spesies sebesar 1% untuk setiap 16 orang per kilometer persegi di lanskap sekitarnya. Komunitas mamalia juga terkena dampak negatif dari hilangnya dan fragmentasi hutan dalam jarak 50 kilometer dari hutan tempat tinggal mereka.
Fakta menunjukkan bahwa masyarakat yang berada di dalam habitat yang dilindungi masih dapat terkena dampak negatif dari gangguan antropogenik di lanskap sekitarnya yang lebih luas. Untuk menetapkan kawasan lindung saja tidak cukup untuk melestarikan satwa liar dan upaya ini dapat dilengkapi dengan langkah-langkah yang lebih luas seperti mencegah hilangnya hutan dalam skala besar dan memulihkan konektivitas habitat di seluruh lanskap.