Ryan Holiday: Menemukan Ketenangan di Era Digital Lewat Filosofi Stoik dalam Stillness Is the Key
- Image Creator/Handoko
Apa Itu Stillness dalam Perspektif Stoikisme?
Saat mendengar kata stillness atau ketenangan, mungkin yang terlintas di benak kita adalah duduk diam, meditasi, atau menghindari kesibukan. Tapi dalam stoikisme, stillness bukan sekadar tentang fisik yang tenang. Ini tentang ketenangan batin, kemampuan untuk tetap fokus, jernih, dan tidak terpengaruh oleh kekacauan di luar diri.
Holiday menjelaskan bahwa stillness adalah gabungan dari tiga hal utama:
- Ketajaman pikiran (Mind): Kemampuan untuk berpikir jernih tanpa terjebak dalam kebisingan mental yang tak perlu.
- Kedamaian jiwa (Soul): Membangun ketenangan emosi dan menemukan keseimbangan dalam menghadapi tantangan hidup.
- Disiplin tubuh (Body): Menjaga diri melalui kebiasaan sehat yang mendukung ketenangan mental dan emosional.
Ketenangan ini bukan berarti menghindar dari masalah, tetapi justru menghadapi kehidupan dengan ketegasan yang tenang, tidak terbawa arus emosi atau tekanan eksternal.
Mengapa Stillness Penting di Era Digital?
Coba bayangkan: berapa kali dalam sehari kita merasa harus merespons pesan instan, mengecek media sosial, atau merasa cemas karena melihat kesuksesan orang lain di Instagram? Dunia digital menciptakan ilusi urgensi—seolah-olah semua hal harus segera ditanggapi, semua kabar harus diikuti, dan kita harus selalu “terhubung”.