Rahasia Cinta Menurut Plato: Dari Eros Menuju Keindahan dan Kebenaran Abadi

Plato Fisuf Yunani Kuno
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA - Cinta—satu kata yang memiliki berbagai makna dan interpretasi. Seiring berjalannya waktu, cinta telah menjadi topik yang tak pernah habis untuk dibicarakan. Namun, tahukah Anda bahwa pemahaman kita tentang cinta memiliki akar yang dalam, bahkan sejak zaman Yunani kuno? Salah satu filsuf paling berpengaruh sepanjang masa, Plato, memberikan pandangannya yang unik tentang cinta, yang hingga kini terus menjadi bahan perenungan. Dalam pandangan Plato, cinta bukan hanya soal nafsu atau hubungan pribadi, tetapi juga tentang pencapaian keindahan dan kebenaran yang abadi.

Kebijaksanaan Sejati: Menyadari Ketidaktahuan untuk Mencapai Pencerahan, Pesan Abadi Plato

Plato, dalam karya-karyanya yang terkenal seperti Simposium dan Phaedrus, menggambarkan cinta (atau eros) sebagai perjalanan spiritual yang lebih tinggi. Bagi Plato, cinta adalah jalan menuju pemahaman yang lebih dalam tentang dunia ide, tempat di mana kebenaran dan keindahan sejati berada. Tapi, apa sebenarnya yang dimaksud Plato dengan cinta, dan bagaimana ia menghubungkannya dengan pencapaian kebenaran dan keindahan abadi? Mari kita telusuri lebih lanjut.

Cinta Sebagai Perjalanan Spiritual

10 Kutipan Plato yang Banyak Menginspirasi Masyarakat Modern: Refleksi Kebijaksanaan dari Filsuf Abadi

Dalam pandangan Plato, cinta dimulai dari ketertarikan fisik atau yang disebut eros. Namun, cinta tidak berhenti di situ. Menurut Plato, eros adalah pintu gerbang menuju sesuatu yang lebih besar dan lebih mulia. Cinta sejati, bagi Plato, bukanlah cinta yang hanya berfokus pada tubuh atau penampilan fisik. Melainkan, ia adalah perjalanan menuju pemahaman yang lebih dalam tentang keindahan dan kebenaran yang abadi.

Pada awalnya, seseorang jatuh cinta karena tertarik pada fisik atau kecantikan seseorang. Namun, jika cinta itu berkembang, ia akan membawa seseorang untuk mulai melihat keindahan yang lebih tinggi, yakni keindahan jiwa dan akhlak. Dari sini, seseorang belajar untuk menghargai keindahan bukan hanya dalam wujud fisik, tetapi dalam pikiran dan tindakan yang baik.

Waspada Demokrasi! Plato Ingatkan: "Jika Orang Tidak Peduli Kualitas Pemimpin, Demokrasi Bisa Menjadi Tirani"

Dari Eros Menuju Keindahan Jiwa

Bagi Plato, perjalanan cinta sejati dimulai dengan ketertarikan pada kecantikan fisik, tetapi berlanjut pada pencarian keindahan jiwa. Dalam Simposium, salah satu dialog terkenal Plato, Socrates berbicara tentang bagaimana cinta yang murni berkembang seiring dengan pengetahuan dan pemahaman.

Halaman Selanjutnya
img_title