Kaum Sofis vs Socrates: Adu Filosofi tentang Kebenaran dan Kebijaksanaan
- Image Creator/Handoko
Jakarta, WISATA - Dalam sejarah filsafat Yunani Kuno, dua kelompok pemikir yang seringkali dipertentangkan adalah kaum Sofis dan Socrates. Keduanya memiliki pandangan yang sangat berbeda mengenai kebenaran, kebijaksanaan, dan cara hidup yang baik. Sementara kaum Sofis mengajarkan relativisme dan seni berbicara sebagai jalan mencapai kebijaksanaan, Socrates, sang filsuf terkenal, mengusung pencarian kebenaran melalui pertanyaan-pertanyaan kritis dan dialog terbuka. Perbedaan pandangan antara kaum Sofis dan Socrates ini memunculkan sebuah perdebatan filsafat yang menggugah, yang masih relevan hingga saat ini.
Artikel ini akan mengupas tuntas perbedaan filosofi antara kaum Sofis dan Socrates, serta bagaimana perbedaan tersebut mempengaruhi pemikiran kita tentang kebenaran, kebijaksanaan, dan moralitas.
Kaum Sofis: Pemikir Relatif yang Mengutamakan Retorika
Kaum Sofis, yang muncul di Yunani Kuno sekitar abad ke-5 SM, dikenal sebagai para pengajar yang ahli dalam seni berbicara atau retorika. Mereka mengajarkan bahwa kebenaran itu bersifat relatif, tergantung pada pandangan individu atau kelompok. Dalam pandangan kaum Sofis, tidak ada kebenaran yang absolut atau mutlak, yang ada hanyalah pendapat atau persepsi masing-masing orang.
Protagoras, salah satu tokoh terkenal dari kaum Sofis, mengungkapkan pandangannya dengan pernyataan yang sangat terkenal: “Manusia adalah ukuran dari segala sesuatu.” Artinya, apa yang dianggap benar oleh seseorang mungkin berbeda dengan apa yang dianggap benar oleh orang lain. Dalam konteks ini, kaum Sofis melihat kebenaran bukan sebagai sesuatu yang dapat dicapai melalui penemuan objektif, melainkan sebagai sesuatu yang bisa dibentuk melalui kemampuan berbicara dan meyakinkan orang lain.
Kaum Sofis mengajarkan teknik-teknik untuk memenangkan debat dan mempengaruhi opini orang lain, yang sering kali mereka manfaatkan untuk mendapatkan bayaran yang tinggi. Para Sofis ini melihat retorika sebagai alat yang sangat kuat untuk mencapai tujuan mereka, baik itu dalam politik, hukum, atau bahkan kehidupan sosial sehari-hari. Bagi mereka, kemampuan berbicara dengan meyakinkan adalah jalan menuju keberhasilan.
Socrates: Pencarian Kebenaran Melalui Pertanyaan