Tidak Disangka, Hominin Awal di Ethiopia Menunjukkan Kemampuan Pengambilan Keputusan Teknologi yang Luar Biasa
- archaeologymag.com
Malang, WISATA – Sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan di PLOS ONE mengungkap bahwa manusia purba yang hidup di Dataran Tinggi Ethiopia antara 1,6 dan 1 juta tahun lalu menunjukkan kemampuan kognitif dan teknologi yang luar biasa.
Dengan memilih jenis batu tertentu secara strategis untuk pembuatan alat, hominin awal ini menunjukkan pemahaman tingkat tinggi tentang lingkungan alam dan sumber dayanya.
Penelitian yang dilakukan di situs Melka Wakena di Dataran Tinggi Ethiopia ini menyoroti pentingnya sifat material dalam pengembangan dan penggunaan peralatan Acheulean awal. Dengan menggunakan pencitraan canggih dan eksperimen robotik, para peneliti menunjukkan bahwa manusia purba tidak memilih batu secara acak, tetapi dengan hati-hati mengevaluasi faktor-faktor seperti daya tahan, efisiensi dan kesesuaian untuk tugas-tugas tertentu.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa hominin awal memiliki pemahaman mendalam tentang sifat-sifat batu yang berbeda, sehingga memungkinkan mereka membuat keputusan yang tepat tentang peralatan mereka.
Tim peneliti menggunakan teknologi dari Laboratorium TraCEr Pusat Penelitian Arkeologi MONREPOS dan Museum Evolusi Perilaku Manusia di Jerman, seperti metode pencitraan canggih, termasuk pemindaian 3D dan fotogrametri, untuk menganalisis pola keausan pada peralatan batu.
Data tersebut mengungkapkan bahwa dalam kondisi penggunaan yang sama, sifat fisik berbagai bahan secara signifikan memengaruhi ketahanan dan kinerja peralatan.
Prof. Erella Hovers dari Universitas Ibrani Yerusalem, yang memimpin penggalian di lokasi tersebut bersama Dr. Tegenu Gossa, menjelaskan, "Manusia purba membuat keputusan rumit tentang batu mana yang akan digunakan berdasarkan tujuan penggunaannya." Hal ini mencerminkan tingkat wawasan dan kemampuan beradaptasi teknologi yang maju.
Pemilihan material yang disengaja memengaruhi perubahan permukaan alat. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan dalam temuan arkeologi bukanlah sesuatu yang acak.
Penelitian ini merupakan upaya kolaboratif antara berbagai lembaga di seluruh dunia, termasuk Pusat Interdisipliner untuk Arkeologi dan Evolusi Perilaku Manusia (ICArEHB) di Universitas Algarve, Laboratorium TraCEr dan Universitas Ibrani Yerusalem. Pendekatan interdisipliner ini memungkinkan para peneliti untuk menetapkan dasar yang dapat diukur untuk memahami perilaku teknologi pembuat alat dari zaman Pleistosen awal.
Penelitian lebih lanjut akan dilakukan pada kondisi lain yang menentukan pilihan bahan baku, termasuk aktivitas penggunaan alat seperti pengelupasan batu, pemecahan tulang dan pengolahan daging