Era Kaum Sofis Baru: Ketika Retorika Mengalahkan Kebenaran di Dunia Politik
- Image Creator/Handoko
Jakarta, WISATA - Dalam sejarah Yunani kuno, kaum sofis dikenal sebagai pengajar kebijaksanaan yang mengutamakan retorika dan relativisme kebenaran. Namun, apakah praktik-praktik mereka benar-benar menghilang? Dunia politik modern menunjukkan banyak kesamaan dengan sofisme, terutama dalam cara kebenaran sering kali dikesampingkan demi retorika yang memikat dan tujuan pragmatis. Apakah kita hidup di era kaum sofis baru?
Relativisme Kebenaran dalam Politik Modern
Kaum sofis percaya bahwa kebenaran bersifat relatif, bergantung pada perspektif individu. Pandangan ini terlihat jelas di dunia politik saat ini, di mana fakta sering kali dibentuk sesuai kepentingan masing-masing pihak. Misalnya, dalam kampanye politik, calon pemimpin cenderung memoles data atau membuat janji yang ambigu demi menarik dukungan.
Penelitian dari Pew Research Center menunjukkan bahwa hampir 64% masyarakat global merasa sulit membedakan fakta dari opini dalam informasi politik. Fenomena ini menunjukkan bagaimana sofisme modern telah mengakar dalam praktik politik.
Retorika Sebagai Alat Utama
Kaum sofis dikenal karena keahlian mereka dalam menggunakan retorika untuk memengaruhi audiens. Di dunia politik, pidato yang memukau sering kali lebih efektif daripada kebijakan yang nyata. Contohnya adalah bagaimana media sosial digunakan untuk menyebarkan narasi yang membangkitkan emosi, meskipun tidak sepenuhnya faktual.
Studi oleh MIT Media Lab menemukan bahwa informasi emosional tersebar lebih cepat di media sosial dibandingkan berita faktual. Fenomena ini mengingatkan kita pada strategi kaum sofis yang mengutamakan persuasi daripada substansi.
Sofisme dan Hoaks di Era Digital
Hoaks dan disinformasi adalah contoh nyata bagaimana sofisme diterapkan di era modern. Dalam politik, informasi palsu sering digunakan untuk menjatuhkan lawan atau mengangkat popularitas seseorang. Fenomena ini mencerminkan prinsip kaum sofis yang tidak memprioritaskan kebenaran, tetapi lebih kepada kemenangan argumen.
Sofisme memang kembali hadir dalam wajah baru di dunia politik modern. Dengan retorika yang memikat, relativisme kebenaran, dan manipulasi informasi, kita dapat melihat bahwa dunia politik saat ini banyak terinspirasi oleh prinsip-prinsip kaum sofis. Masyarakat harus lebih kritis dalam mencerna informasi untuk menghindari menjadi korban "kaum sofis baru".