Kisah Marcus Aurelius: Filosofi Kehidupan dari Kaisar Romawi

Marcus Aurelius Tokoh Populer Stoicism
Sumber :
  • Image Creator bing/Handoko

Jakarta, WISATA - Di antara para pemimpin besar yang pernah tercatat dalam sejarah, Marcus Aurelius menonjol sebagai sosok yang luar biasa. Sebagai Kaisar Romawi yang memerintah dari tahun 161 hingga 180 Masehi, ia bukan hanya dikenal karena kepemimpinannya yang bijaksana, tetapi juga karena pemikiran filosofisnya yang terdokumentasi dalam karya monumental berjudul The Meditations. Buku ini berisi catatan pribadi Marcus Aurelius yang mengungkapkan pandangan hidupnya berdasarkan filosofi Stoik.

Chaerephon: Teman Terdekat Socrates yang Membawa Ramalan Legendaris dari Orakel Delphi

Filosofi Stoik, yang berakar dari Yunani kuno, adalah panduan praktis untuk menjalani kehidupan dengan kebajikan, ketenangan, dan rasionalitas. Bagi Marcus, filosofi ini bukan sekadar teori, melainkan prinsip yang ia terapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai individu maupun sebagai pemimpin bangsa. Artikel ini akan menggali lebih dalam tentang perjalanan hidup Marcus Aurelius, ajaran Stoik yang ia pegang teguh, dan relevansi pemikirannya di era modern.

Awal Kehidupan Marcus Aurelius

Membedah Perbedaan Konsepsi Kebahagiaan: Pandangan Aristoteles vs. Al-Ghazali

Marcus Aurelius lahir pada 26 April 121 Masehi di Roma, Italia, dalam keluarga bangsawan yang kaya dan berpengaruh. Nama aslinya adalah Marcus Annius Verus. Ayahnya meninggal ketika Marcus masih kecil, sehingga ia dibesarkan oleh kakek dan ibunya, Domitia Lucilla. Ibunya, seorang wanita yang sangat terdidik, memiliki pengaruh besar dalam membentuk minat Marcus pada filosofi dan pendidikan.

Ketika berusia 12 tahun, Marcus mulai mempelajari filosofi. Ia sangat tertarik pada Stoisisme, sebuah aliran pemikiran yang menekankan pentingnya hidup selaras dengan alam, kebajikan, dan ketenangan batin. Sebagai pemuda, Marcus menunjukkan kecerdasan luar biasa dan disiplin yang kuat, sehingga ia menarik perhatian Kaisar Hadrian. Hadrian kemudian mengadopsi Antoninus Pius sebagai penerusnya dan mengatur agar Marcus diadopsi oleh Antoninus, mempersiapkannya untuk menjadi kaisar di masa depan.

Plato: Kebajikan Tidak Diberikan oleh Alam, tetapi Diperoleh Melalui Latihan

Filosofi Stoik dalam Kehidupan Marcus Aurelius

Stoisisme mengajarkan bahwa kebajikan adalah tujuan utama dalam hidup. Filosofi ini mendorong seseorang untuk fokus pada hal-hal yang dapat mereka kendalikan, seperti tindakan dan pemikiran mereka, sambil menerima dengan tenang hal-hal yang berada di luar kendali mereka. Empat kebajikan utama dalam Stoisisme adalah kebijaksanaan, keadilan, keberanian, dan pengendalian diri.

Halaman Selanjutnya
img_title