MUHAMMADIYAH: Guru Besar Boston University: Muhammadiyah Berjasa dalam Pengembangan Pendidikan Islam

Guru Besar Boston University, Amerika Serikat, Robert W. Hefner
Sumber :
  • muhammadiyah.or.id

Yogyakarta, WISATA - Sejak masa Kiai Ahmad Dahlan, Persyarikatan Muhammadiyah berikhtiar memajukan alam pikiran umat Islam dengan cara mengintegrasikan hal-hal yang sebelumnya dikotomis. Lewat pendidikan Islam modern, Muhammadiyah memadukan ilmu agama dan ilmu dunia agar berjalan beriringan.

Usaha-usaha itu terus berjalan lewat lembaga pendidikan bersama para pemikir pendidikan yang dimiliki oleh Persyarikatan, salah satunya Prof. Amin Abdullah, mantan Ketua Majelis Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Islam PP Muhammadiyah tahun 1995-2000.

Pada peluncuran buku “Filsuf Membumi dan Mencerahkan: Menyemai dan Menuai Legacy Pemikiran Amin Abdullah”, Jumat (28/07/2023), guru besar studi Antropologi sekaligus pengamat Islam asal Boston University, Amerika, Robert W. Hefner menegaskan peran Muhammadiyah tersebut.

Menurutnya, Muhammadiyah dan tokoh-tokoh yang dimiliki, konsisten memberikan sumbangan bagi perkembangan peradaban Islam kontemporer.

“Saya setuju, sangat setuju dan sangat menghargai upaya orang Muhammadiyah sejak dulu, dan upaya-upaya yang dilakukan terutama oleh Pak Amin Abdullah selama 15 tahun terakhir untuk menafsirkan kembali, maqashid syariah yang sudah berusia lebih dari 1000 tahun sejak As-Syatibi agar dia bisa hidup dan diterapkan secara efektif baik dari segi teoritis maupun segi pendidikan tinggi Islam yang dikembangkan,” ujarnya.

Problem Islam di dunia modern, menurut Hefner memang terletak di dunia pendidikan. Empirik, menurutnya bukanlah barang yang patut ditakuti umat Islam.

Sebaliknya, empirik adalah alat yang manjur untuk mempertemukan fikih dengan masalah-masalah kontemporer agar apa yang dimaksud sebagai Maqashid As-Syariah, teraktualisasi dengan optimal. Hal-hal inilah yang menurutnya telah dikembangkan dengan baik oleh Muhammadiyah dan para tokoh pendidikannya.

“Ada upaya bagaimana menciptakan kembali bagaimana fikih bisa hidup dengan sebuah kepahaman dan interaksi dengan dunia empirisme, keadilan, dan konsep pokok menurut saya keadilan yang sedemikian pokok dalam tradisi Islam tidak akan tercapai tanpa instrumen untuk meneliti dunia empiris, ilmu sosial untuk mencapai keadilan, dan kesetaraan dan nilai-nilai yang sedemikian suci itu,” kata dia.

Khusus kiprah Prof. Amin Abdullah sendiri, menurut Hefner, telah bermanfaat bagi dunia Islam untuk merevitalisasi cara pandang baru yang mempertemukan ilmu agama dan ilmu-ilmu empiris seperti ilmu alam dan ilmu sosial untuk saling berinteraksi dan mengalami interkoneksi.

“Saya sangat apresiatif kepada Pak Amin dan menganggap sebagai tokoh Muhammadiyah, maupun tokoh muslim Indonesia, beliau telah memberikan sumbangan yang luar biasa tidak hanya kepada Indonesia, tapi juga kepada seluruh umat Islam, dan seluruh umat manusia,” pungkasnya.

Aktor Exhuma Choi Min-Sik akan Membintangi Remake Korea dari Film Hollywood, ‘The Intern’