Kebijaksanaan Dimulai dalam Keheranan: Refleksi Plato tentang Pencarian Pengetahuan di Dunia Modern

Plato (ilustrasi)
Sumber :
  • Image Creator Bing/Handoko

Jakarta, WISATA - Dalam dunia yang serba cepat dan penuh dengan informasi ini, kita sering kali terjebak dalam rutinitas tanpa sempat berhenti sejenak untuk merenung. Namun, jika ada satu hal yang diajarkan oleh Plato, itu adalah bahwa kebijaksanaan bermula dari keheranan. Dalam dialognya, Theaetetus, ia menyatakan bahwa "kebijaksanaan dimulai dalam keheranan," yang mengisyaratkan bahwa hanya dengan mempertanyakan dan merasa heran terhadap dunia di sekitar kita, kita dapat memulai perjalanan menuju pengetahuan yang lebih dalam.

“Ketidaktahuan Kita Adalah Ruang untuk Belajar, Bukan Alasan untuk Sombong” — Pelajaran Abadi dari Socrates

Makna Keheranan dalam Filosofi Plato

Plato, melalui karakter Socrates, mengajarkan bahwa hanya mereka yang memiliki rasa ingin tahu yang mendalam yang bisa mencapai kebijaksanaan sejati. Keheranan, atau perasaan kebingungan dan ketidakpastian tentang dunia ini, adalah langkah pertama dalam pencarian kebenaran. Dalam Theaetetus, Socrates berargumentasi bahwa mereka yang merasa puas dengan apa yang mereka ketahui tidak akan pernah mencapai kebijaksanaan yang lebih tinggi. Sebaliknya, mereka yang terbuka untuk mempertanyakan dan merenung akan mampu menggali pengetahuan yang lebih mendalam.

“Pengetahuan Sejati Datang Saat Kita Menyadari Betapa Sedikitnya yang Kita Ketahui” — Warisan Abadi Socrates

Keheranan membawa kita untuk menyadari bahwa apa yang kita ketahui hanyalah sebagian kecil dari kebenaran yang lebih besar. Dalam pencarian ini, kita tidak hanya mencoba untuk menemukan jawaban, tetapi juga untuk mengembangkan cara berpikir yang lebih kritis dan reflektif. Kebijaksanaan, menurut Plato, bukan hanya tentang memiliki pengetahuan, tetapi juga tentang kemampuan untuk memahami keterbatasan kita sendiri.

Relevansi Konsep Keheranan di Dunia Modern

Donald J. Robertson: "Kebijaksanaan Bukanlah Pengetahuan tentang Segala Sesuatu, tetapi .."

Di zaman yang serba cepat dan terhubung ini, kita sering kali terjebak dalam rutinitas dan terburu-buru untuk mencari jawaban instan. Dunia digital yang penuh dengan informasi membuat kita cenderung berpikir cepat, namun jarang menyisakan ruang untuk refleksi mendalam. Dalam kondisi ini, kita mungkin kehilangan kebijaksanaan yang hanya bisa ditemukan melalui proses berpikir yang tenang dan penuh keheranan.

Dalam dunia modern yang penuh dengan kemajuan teknologi, perasaan heran terhadap hal-hal yang tampaknya biasa saja, seperti alam, kehidupan, atau bahkan interaksi sosial, bisa membuka wawasan kita. Dengan bertanya "mengapa" atau "bagaimana", kita tidak hanya mencari jawaban, tetapi juga menggali pemahaman yang lebih dalam tentang diri kita dan dunia sekitar.

Halaman Selanjutnya
img_title