Konsepsi Jalan Tengah yang Jadi Kunci Kebahagiaan Menurut Aristoteles: Mengapa Relevan di Era Modern

Aristoteles di Tengah Murid-muridnya (ilustrasi)
Sumber :
  • Handoko/Istimewa

Jakarta, WISATA - Dalam dunia yang penuh dengan kebisingan, persaingan, dan tuntutan untuk selalu lebih, kita sering dihadapkan pada pilihan-pilihan ekstrem. Di tengah tekanan untuk terus berkembang dan keinginan untuk bersaing, Aristoteles menawarkan sebuah filosofi yang menenangkan: mesotes, atau yang kita kenal sebagai "jalan tengah." Filsuf Yunani Kuno ini percaya bahwa kebahagiaan sejati bukanlah tentang hidup di sisi yang ekstrem, melainkan menemukan keseimbangan yang sempurna di antara keduanya. Bagaimana konsep ini bisa menjadi kunci kebahagiaan kita di era modern yang penuh tantangan?

Dari Logika ke Metafisika: Perdebatan Pemikiran Aristoteles di Dunia Islam

Jalan Tengah: Apa yang Dimaksud oleh Aristoteles?

Aristoteles adalah salah satu filsuf paling berpengaruh dalam sejarah, dan karyanya Nicomachean Ethics membahas secara mendalam tentang kebahagiaan dan kebajikan. Menurutnya, kebajikan terletak di antara dua ekstrem: kekurangan dan kelebihan. Contohnya, keberanian adalah kebajikan yang berada di antara pengecut (kekurangan) dan nekat (kelebihan). Dengan kata lain, jalan tengah bukanlah sekadar pilihan aman, tetapi sebuah keseimbangan yang aktif dan cermat antara berbagai kekuatan yang ada dalam diri kita.

Rahasia Kekuatan Moral dalam Pemikiran Immanuel Kant yang Wajib Diketahui

Aristoteles percaya bahwa manusia mencapai eudaimonia, atau kebahagiaan sejati, ketika mereka hidup sesuai dengan kebajikan-kebajikan ini. Kebahagiaan, bagi Aristoteles, bukanlah soal kesenangan yang datang dan pergi, tetapi hidup yang bermakna, dipenuhi oleh pengembangan diri yang berkelanjutan dan hubungan yang baik dengan orang lain.

Mengapa Jalan Tengah Penting di Era Modern?

Filosofi Kehidupan Stoicisme: Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Zeno?

Kehidupan modern penuh dengan ketidakseimbangan. Di satu sisi, kita diajarkan untuk bekerja keras, berambisi, dan meraih sebanyak mungkin. Di sisi lain, ada dorongan untuk santai, melepaskan tekanan, dan menikmati hidup tanpa beban. Banyak orang terjebak di salah satu ekstrem ini, sehingga hidup mereka menjadi tidak seimbang.

Konsep jalan tengah Aristoteles menjadi sangat relevan dalam konteks ini. Kita sering kali merasa bahwa kita harus memilih antara bekerja keras atau menikmati hidup; antara menabung untuk masa depan atau membelanjakan uang untuk kebahagiaan saat ini. Jalan tengah mengajarkan bahwa kita tidak harus memilih salah satu. Keseimbangan, bukan pengorbanan, adalah kunci untuk hidup yang bahagia dan bermakna.

Moderasi dalam Berbagai Aspek Kehidupan

  1. Keseimbangan dalam Bekerja dan Hidup
    Saat ini, "work-life balance" menjadi topik yang banyak diperbincangkan. Banyak dari kita yang terjebak dalam pekerjaan, merasa bersalah saat tidak produktif. Namun, Aristoteles mengajarkan bahwa bekerja keras itu penting, tetapi begitu juga dengan waktu istirahat dan menikmati hidup. Kita harus menyeimbangkan ambisi profesional dengan kebutuhan untuk bersantai, merawat diri, dan menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman.
  2. Keseimbangan dalam Gaya Hidup Sehat
    Di era kesehatan modern, banyak orang menjalani diet ekstrem atau rutinitas olahraga yang intens. Namun, Aristoteles akan menyarankan moderasi. Menurutnya, tubuh kita memerlukan keseimbangan: makan dengan baik tanpa berlebihan, dan berolahraga secara teratur tetapi tidak memaksakan diri hingga kelelahan.
  3. Moderasi dalam Hubungan Sosial
    Aristoteles juga mengajarkan pentingnya keseimbangan dalam hubungan. Terlalu bergantung pada orang lain bisa membuat kita kehilangan identitas, sementara terlalu mandiri bisa menyebabkan isolasi sosial. Menemukan jalan tengah berarti memiliki hubungan yang mendukung, tetapi juga menjaga ruang untuk diri sendiri.

Bagaimana Menerapkan Konsep Jalan Tengah?

Menerapkan filosofi ini dalam kehidupan sehari-hari membutuhkan refleksi diri yang jujur. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa kita coba:

  • Evaluasi Prioritas: Tanyakan pada diri sendiri, apakah Anda terlalu fokus pada satu aspek kehidupan dan mengabaikan yang lain? Mungkin sudah waktunya untuk menyesuaikan.
  • Tetapkan Batasan: Jika Anda bekerja terlalu banyak, tetapkan waktu untuk berhenti dan bersantai. Jika Anda terlalu santai, buat jadwal yang membantu Anda menjadi lebih produktif.
  • Cari Keseimbangan dalam Keputusan Keuangan: Jangan terlalu pelit, tetapi juga jangan boros. Tetapkan anggaran yang memungkinkan Anda menikmati hidup saat ini sambil tetap mempersiapkan masa depan.

Jalan Tengah Sebagai Panduan Spiritual

Tidak hanya dalam kehidupan duniawi, konsep ini juga bisa diterapkan dalam aspek spiritual. Aristoteles percaya bahwa kita harus mencari keseimbangan antara keinginan duniawi dan pertumbuhan spiritual. Dalam tradisi spiritual modern, ini berarti menjaga keselarasan antara dunia material dan kebutuhan batin.

Tantangan dalam Mencapai Moderasi

Meskipun terdengar sederhana, mencapai moderasi tidaklah mudah. Kita sering terjebak dalam kebiasaan dan pengaruh eksternal yang mendorong kita ke ekstrem. Media sosial, misalnya, dapat memicu perasaan tidak cukup baik atau kurang sukses. Oleh karena itu, kita harus sadar dan terus-menerus berusaha untuk hidup di jalan tengah.

Mengapa Kita Harus Mendengarkan Aristoteles?

Filsafat Aristoteles bertahan hingga hari ini karena mengajarkan prinsip-prinsip yang bersifat universal dan abadi. Di era yang serba cepat dan penuh dengan ketidakpastian, ajarannya tentang jalan tengah bisa menjadi panduan yang bijak. Dengan mencari keseimbangan dalam setiap aspek kehidupan, kita bisa hidup lebih damai, bahagia, dan bermakna.