Aristoteles Bongkar Rahasia: Mengapa Kebahagiaan Sejati Bukan Tentang Kekayaan atau Ketenaran

Aristoteles
Sumber :
  • History

Jakarta, WISATSA - Bagi banyak orang, kebahagiaan sering kali diasosiasikan dengan harta melimpah dan ketenaran yang membanggakan. Namun, filsuf besar Yunani, Aristoteles, memiliki pandangan yang berbeda dan bahkan bisa dibilang melawan arus pikiran konvensional. Ia meyakini bahwa kebahagiaan sejati atau eudaimonia bukanlah hasil dari pencapaian material atau popularitas, tetapi sesuatu yang lebih mendalam.

Rahasia Hidup Penuh Makna dari Seneca: Hidup Singkat, Tetapi Buatlah Setiap Hari Bermakna

Pandangan Aristoteles tentang Kebahagiaan

Aristoteles memandang kebahagiaan sebagai puncak dari kehidupan yang baik, tetapi ia menegaskan bahwa kebahagiaan bukanlah tujuan yang bisa diraih dengan cara-cara instan. Menurutnya, kebahagiaan adalah perjalanan panjang yang membutuhkan usaha untuk mengembangkan kebajikan dan karakter yang baik. Inilah yang membuat konsep eudaimonia berbeda dengan kesenangan atau kepuasan sesaat yang seringkali bersifat sementara.

Hanya Mereka yang Bersedia Menanggung Risiko Kehidupan yang Benar-benar Hidup – Plato

Bagi Aristoteles, kebahagiaan adalah tentang menjalani hidup yang bermakna dan penuh kebajikan. Kekayaan dan ketenaran memang bisa memberikan kenyamanan dan fasilitas, tetapi tidak menjamin bahwa seseorang akan merasa puas atau berbahagia dalam jangka panjang. Hal ini karena kebahagiaan, dalam pandangan Aristoteles, lebih berhubungan dengan pengembangan diri dan kualitas hubungan sosial yang sehat daripada akumulasi benda-benda materi.

Mengapa Kekayaan dan Ketenaran Bukan Jawaban

Inilah Alasan Mengapa Karya-karya Pemikiran Tolstoy Masih Relevan di Era Modern

Aristoteles percaya bahwa bergantung pada kekayaan dan ketenaran sebagai sumber kebahagiaan adalah langkah yang berisiko. Kekayaan bisa hilang dalam sekejap, dan ketenaran bisa berubah menjadi beban. Selain itu, ketergantungan pada aspek-aspek ini membuat seseorang rentan terhadap perasaan hampa ketika hal-hal tersebut tidak bertahan lama.

Sebaliknya, Aristoteles menekankan pentingnya memiliki tujuan hidup yang lebih besar. Kebahagiaan sejati tercapai ketika seseorang menjalani hidup yang penuh dengan kebajikan, seperti keadilan, keberanian, dan kebijaksanaan. Dengan kata lain, kebahagiaan sejati adalah hasil dari proses menjadi individu yang lebih baik, bukan dari memiliki lebih banyak barang atau dihormati oleh lebih banyak orang.

Halaman Selanjutnya
img_title