Ayam Peliharaan Memusnahkan Nenek Moyang Mereka dengan Cara Mengawininya
- Instagram/chickeno0
Malang, WISATA – Menurut sebuah penelitian baru, ayam hutan merah terancam kehidupannya karena ayam peliharaan terus-menerus ingin mengawini mereka. Nenek moyang ayam peliharaan ini berisiko kehilangan keragaman genetiknya karena mereka kawin dengan ayam ternak yang berkeliaran di habitat alami mereka.
Jika perkawinan silang ini terus berlanjut, hal itu dapat mengancam kelangsungan hidup ayam hutan di masa mendatang, yang kemungkinan akan berdampak pada ayam peliharaan.
Antara 6.000 dan 8.000 tahun yang lalu, manusia mulai beternak ayam hutan merah ( Gallus gallus ) untuk pertama kalinya di Tiongkok dan wilayah lain di Asia Tenggara. Karena para petani secara selektif membiakkan individu-individu dengan sifat-sifat yang diinginkan, seperti memiliki lebih banyak daging atau menghasilkan lebih banyak telur, ayam hutan secara bertahap berevolusi menjadi apa yang sekarang kita kenal sebagai ayam ( G. g. domesticus ), yang merupakan subspesies ayam hutan merah. Praktik beternak ayam kemudian akhirnya diadopsi di seluruh dunia.
Saat ini, ada lima subspesies liar ayam hutan merah: G. g. gallus, yang hidup di India, Bangladesh dan Asia Tenggara; G. g bankiva, di pulau Jawa dan Sumatra di Indonesia; G. g. jabouillei, asli Vietnam; G. g. murghi, yang ditemukan di Bangladesh, India dan Pakistan dan Gg spadiceus, yang hidup di Myanmar dan Thailand. Semua subspesies ini dapat berhasil berkembang biak dengan ayam peliharaan, yang berarti bahwa gen ayam, yang dipilih secara artifisial oleh petani, dapat diperkenalkan ke populasi liar. Para ilmuwan menyebut jenis pencampuran genetik ini sebagai hibridisasi introgresif atau introgresi.
Karena peternakan ayam semakin intensif di seluruh dunia dengan meningkatnya permintaan daging dan praktik peternakan yang lebih efisien, jumlah introgresi antara ayam dan ayam hutan liar diyakini telah meningkat secara signifikan, tetapi sampai sekarang belum ada seorang pun yang mempelajarinya secara rinci.
Dalam sebuah studi baru, yang diterbitkan di jurnal PLOS Genetics, para peneliti mengurutkan genom dari 51 ekor ayam dan campuran dari 63 ekor ayam hutan merah dari subspesies liar. Burung-burung yang diurutkan tersebut mencakup individu-individu yang baru saja mati serta sisa-sisa dari individu-individu yang lebih tua yang berasal dari sekitar 100 tahun yang lalu, yang memungkinkan tim untuk melihat seberapa banyak introgresi yang telah terjadi selama seabad terakhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara 20% dan 50% gen ayam hutan merah liar telah diwarisi dari ayam-ayam peliharaan, dan bahwa tingkat pencampuran genetik telah meningkat dari waktu ke waktu.
Meskipun terjadi peningkatan DNA bersama, para peneliti mengidentifikasi delapan gen kunci pada ayam yang belum diwariskan ke ayam liar. Gen-gen ini, yang memainkan peran penting dalam perkembangan, reproduksi dan penglihatan, kemungkinan besar merupakan kunci domestikasi ayam. Oleh karena itu, subspesies tersebut kemungkinan akan tetap terpisah untuk saat ini.