Konsepsi Jalan Tengah yang Jadi Kunci Kebahagiaan Menurut Aristoteles: Mengapa Relevan di Era Modern

Aristoteles di Tengah Murid-muridnya (ilustrasi)
Sumber :
  • Handoko/Istimewa

Jakarta, WISATA - Dalam dunia yang penuh dengan kebisingan, persaingan, dan tuntutan untuk selalu lebih, kita sering dihadapkan pada pilihan-pilihan ekstrem. Di tengah tekanan untuk terus berkembang dan keinginan untuk bersaing, Aristoteles menawarkan sebuah filosofi yang menenangkan: mesotes, atau yang kita kenal sebagai "jalan tengah." Filsuf Yunani Kuno ini percaya bahwa kebahagiaan sejati bukanlah tentang hidup di sisi yang ekstrem, melainkan menemukan keseimbangan yang sempurna di antara keduanya. Bagaimana konsep ini bisa menjadi kunci kebahagiaan kita di era modern yang penuh tantangan?

Bagaimana Filsuf Muslim Memadukan Kebijaksanaan Aristoteles dengan Nilai-Nilai Islam?

Jalan Tengah: Apa yang Dimaksud oleh Aristoteles?

Aristoteles adalah salah satu filsuf paling berpengaruh dalam sejarah, dan karyanya Nicomachean Ethics membahas secara mendalam tentang kebahagiaan dan kebajikan. Menurutnya, kebajikan terletak di antara dua ekstrem: kekurangan dan kelebihan. Contohnya, keberanian adalah kebajikan yang berada di antara pengecut (kekurangan) dan nekat (kelebihan). Dengan kata lain, jalan tengah bukanlah sekadar pilihan aman, tetapi sebuah keseimbangan yang aktif dan cermat antara berbagai kekuatan yang ada dalam diri kita.

Aristoteles dan Filsuf Muslim: Jembatan Pemikiran dari Yunani ke Dunia Islam

Aristoteles percaya bahwa manusia mencapai eudaimonia, atau kebahagiaan sejati, ketika mereka hidup sesuai dengan kebajikan-kebajikan ini. Kebahagiaan, bagi Aristoteles, bukanlah soal kesenangan yang datang dan pergi, tetapi hidup yang bermakna, dipenuhi oleh pengembangan diri yang berkelanjutan dan hubungan yang baik dengan orang lain.

Mengapa Jalan Tengah Penting di Era Modern?

"Hidup yang Tidak Dikaji Tidak Layak Dijalani" – Plato dan Panggilan untuk Merefleksikan Kehidupan

Kehidupan modern penuh dengan ketidakseimbangan. Di satu sisi, kita diajarkan untuk bekerja keras, berambisi, dan meraih sebanyak mungkin. Di sisi lain, ada dorongan untuk santai, melepaskan tekanan, dan menikmati hidup tanpa beban. Banyak orang terjebak di salah satu ekstrem ini, sehingga hidup mereka menjadi tidak seimbang.

Konsep jalan tengah Aristoteles menjadi sangat relevan dalam konteks ini. Kita sering kali merasa bahwa kita harus memilih antara bekerja keras atau menikmati hidup; antara menabung untuk masa depan atau membelanjakan uang untuk kebahagiaan saat ini. Jalan tengah mengajarkan bahwa kita tidak harus memilih salah satu. Keseimbangan, bukan pengorbanan, adalah kunci untuk hidup yang bahagia dan bermakna.

Halaman Selanjutnya
img_title