Resiko Meningkat, Bagaimana Membangun Ketahanan Siber yang Kuat?

Hacker
Sumber :
  • tvonews.com

Jakarta, WISATA - Dengan pesatnya perkembangan teknologi digital seperti kecerdasan buatan (AI), komputasi kuantum, dan Internet of Things (IoT), dunia memasuki era baru yang penuh dengan peluang namun juga dipenuhi ancaman. Teknologi-teknologi ini tidak hanya meningkatkan produktivitas dan efisiensi, tetapi juga memperluas permukaan serangan bagi para pelaku siber yang jahat.

Revolusi AI di Dunia Kerja: Apakah Kecerdasan Buatan akan Menggantikan Manusia?

Dalam laporan terbarunya, Forum Ekonomi Dunia mengungkapkan bahwa meskipun teknologi baru ini menawarkan keuntungan besar, ada kekhawatiran serius bahwa teknologi-teknologi ini dapat memberikan keunggulan kepada penyerang siber. Navigating Cyber Resilience in the Age of Emerging Technologies menyatakan bahwa pendekatan baru yang lebih tangguh dalam ketahanan siber dibutuhkan untuk melindungi infrastruktur dan data vital kita.

Teknologi Baru Membawa Risiko Baru

Program AI 'Future You' Memungkinkan Anda Berbicara dengan Versi Diri Anda yang Berusia 60 tahun

Dengan meningkatnya jumlah perangkat yang terhubung—diperkirakan mencapai 75 miliar perangkat pada tahun 2025—setiap perangkat ini berpotensi menjadi pintu masuk bagi serangan siber. Laporan Global Cybersecurity Outlook 2024 menunjukkan bahwa hampir 56% pemimpin perusahaan khawatir bahwa teknologi baru ini akan memberikan keuntungan bagi penyerang siber. Kekhawatiran ini termasuk serangan deepfake, kebocoran data, dan pengembangan malware yang semakin canggih.

Kecerdasan Buatan dan Bahaya yang Tersembunyi

Revolusi Kota Cerdas Global Dimulai dari Nusantara: Inovasi Berbasis Teknologi dan Lingkungan

Kecerdasan buatan merupakan teknologi yang dapat memperkuat atau justru melemahkan pertahanan siber. Dengan AI, sistem pertahanan dapat diperkuat secara signifikan, tetapi di sisi lain, AI juga dapat digunakan untuk serangan phishing yang canggih dan manipulasi model data. Inovasi yang berkelanjutan dalam teknologi pertahanan AI diperlukan untuk menghadapi ancaman yang berkembang ini.

Komputasi Kuantum: Ancam Enkripsi di Masa Depan

Salah satu ancaman terbesar dari teknologi komputasi kuantum adalah kemampuannya untuk memecahkan enkripsi yang digunakan oleh sistem keamanan saat ini. Serangan siber dengan komputasi kuantum dapat membahayakan data yang disimpan, yang saat ini dianggap aman. Solusi enkripsi yang tahan terhadap komputasi kuantum perlu segera dikembangkan untuk mengantisipasi ancaman ini.

Rantai Pasokan Global di Bawah Serangan

Sistem rantai pasokan berbasis teknologi yang semakin kompleks juga rentan terhadap serangan siber. Penjahat siber dapat memanfaatkan kelemahan ini untuk mengganggu aliran barang antara ekonomi global. Oleh karena itu, keamanan rantai pasokan global memerlukan langkah perlindungan yang lebih kuat dan komprehensif.

Kekurangan Tenaga Ahli Keamanan Siber

Di tengah meningkatnya ancaman siber, salah satu kendala terbesar adalah kurangnya profesional keamanan siber yang memiliki keahlian di bidang teknologi baru. Dunia menghadapi kekurangan tenaga kerja yang terlatih untuk mengamankan sistem yang lebih kompleks. Investasi dalam rekrutmen dan pelatihan keahlian di bidang ini menjadi prioritas yang harus segera dilakukan.

Ketahanan dengan Desain: Pendekatan Terbaru

Membangun sistem yang tahan terhadap serangan siber dengan pendekatan resilience by design menjadi kunci keberhasilan di masa depan. Organisasi dan pembuat kebijakan perlu berfokus pada membangun sistem yang tidak hanya aman, tetapi juga mampu beradaptasi dan pulih dari serangan yang mungkin terjadi.

Masa Depan Digital yang Lebih Aman Untuk memastikan masa depan digital yang lebih aman, investasi dalam penelitian, pengembangan teknologi kriptografi canggih, dan alat berbasis AI menjadi sangat penting. Kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan dunia akademisi juga diperlukan untuk memperkuat ketahanan siber global.

Dengan kerangka regulasi yang kuat dan mekanisme pemantauan yang terus-menerus, kita dapat menavigasi masa depan digital yang lebih aman dan tangguh. Tantangan ini membutuhkan kolaborasi internasional dan komitmen yang kuat untuk menjaga ekosistem digital kita tetap aman dari ancaman siber yang semakin canggih.