FOMO Membelenggu Generasi Milenial dan Gen Z: Akankah Kecanduan Media Sosial Merusak Masa Depan?
- Image Creator/Handoko
Hubungan Superfisial dan Perasaan Terisolasi
Ironisnya, meskipun media sosial dirancang untuk menghubungkan orang-orang, FOMO sering kali membuat penggunanya merasa lebih terisolasi. Interaksi di media sosial cenderung superfisial, dengan banyak orang hanya menampilkan sisi terbaik dari hidup mereka. Hal ini memicu perbandingan sosial yang tidak sehat, di mana seseorang merasa hidupnya kurang menarik atau kurang berharga dibandingkan dengan orang lain.
Milenial dan Gen Z yang terkena dampak FOMO sering kali merasa bahwa mereka harus mengikuti standar hidup yang sama seperti yang mereka lihat di media sosial. Tekanan ini menciptakan perasaan tidak puas dengan kehidupan pribadi, meskipun apa yang ditampilkan di media sosial sering kali hanyalah ilusi.
FOMO dan Kehidupan Nyata: Memutus Hubungan dengan Dunia Nyata
Generasi ini semakin terjebak dalam dunia maya, di mana mereka lebih sibuk dengan apa yang terjadi di media sosial daripada menikmati momen-momen penting di dunia nyata. FOMO mendorong mereka untuk terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain, membuat mereka lupa bahwa kehidupan nyata memiliki keunikan dan kebahagiaan tersendiri yang tidak bisa diukur dengan jumlah "like" atau "followers."
Dalam berbagai kesempatan, generasi milenial dan Gen Z sering kali kehilangan momen penting bersama keluarga atau teman karena terlalu fokus pada media sosial. Kehilangan momen di dunia nyata ini menambah perasaan terasing, padahal media sosial seharusnya menjadi alat untuk mempererat hubungan, bukan memutusnya.
Solusi Mengatasi FOMO